Cara Mempublikasikan Buku Sendiri

Banyak buku teks atau buku acuan yang tersedia di banyak sekali toko buku. Bahkan buku-buku tersebut dapat dipesan secara online dengan memesan penerbitnya. Hanya saja, masih sangat sedikit buku-buku yang diterbitkan dari hasil karya ilmiah atau tugas akhir (skripsi) mahasiswa. Dengan kata lain, buku yang selama ini ada di pasaran banyak ditulis oleh mereka yang memang sudah andal di bidangnya masing-masing, mirip praktisi, dosen, akademisi, peneliti, dan lain sebagainya. Kalaupun ada buku yang diterbitkan oleh kalangan mahasiswa (anak muda), buku yang dimaksud cenderung bersifat fiksi mirip novel, puisi, dongeng pendek, dan lain sebagainya. Masih cukup sedikit mahasiswa yang berani dan mampu untuk menerbitkan suatu buku yang memiliki latar belakang ilmiah. Dengan kata lain, buku tersebut ialah hasil observasi dari mahasiswa yang bersangkutan, utamanya dari skripsi yang telah final dibuatnya.


Skripsi selaku salah satu syarat kelulusan bagi mereka yang berada di jenjang sarjana mensyaratkan mahasiswa untuk melaksanakan penelitian. Bagi mereka yang ada di bidang ilmu sosial, mereka mirip terbiasa untuk melaksanakan observasi di penduduk (turun ke lapangan). Selanjutnya, mahasiswa juga bisa memakai tata cara studi literatur sebagai salah satu metode penelitian. Di segi lain, bagi mereka yang berada di bidang ilmu alam, tidak hanya turun di lapangan, mereka juga bisa melakukan observasi berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukannya. Sebagai peran atau penilaian akhir di periode kuliah, skripsi intinya mempunyai bobot nilai yang cukup tinggi. Selain itu, mahasiswa juga diminta untuk menghasilkan karya ilmiah berbentukskripsi yang memiliki mutu ilmiah yang tinggi. Dengan kata lain, mahasiswa diminta untuk menghasilkan laporan yang komprehensif.


Sebagai salah satu instrumen evaluasi akhir terhadap proses perkuliahan yang dilaksanakan mahasiswa, skripsi sudah sukses menjatuhkan mental mahasiswa. Hal tersebut mampu dilihat dari banyaknya fenomena mahasiswa yang tidak lulus alasannya adalah kualitas skripsi yang dibuatnya tidak bagus, tergolong mereka yang gagal menjalankan skripsi. Proses penyusunan skripsi yang membutuhkan waktu berbulan-bulan pasti menciptakan mahasiswa jenuh terhadap proses penyusunannya. Pada titik itulah lalu mahasiswa condong asal dalam menjalankan skripsi. Tidak mengherankan ada mahasiswa yang lalu meminta perlindungan orang lain (berbentukjasa) untuk membuatkan skripsinya. Proses yang lama dan banyaknya hukum yang ada dalam proses penyusunan skripsi tentu menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa untuk mendapatkan gelar kesarjanaannya.


Tantangan tugas simpulan ini terus berlanjut dikala mahasiswa sudah berhasil menuntaskan skripsinya. Adapun tantangan yang dimaksud yaitu keharusan mahasiswa untuk menghadapi pendadaran atau ujian skripsi dimana ada beberapa dosen penguji yang hendak menguji hasil karya ilmiah mahasiswa yang bersangkutan. Ketika sidang tersebut selesai dijalani oleh mahasiswa, tantangan kembali datang. Tantangan tersebut adalah kewajiban mahasiswa untuk melaksanakan revisi terhadap skripsi yang sudah dibuatnya. Bagi beberapa jurusan, revisi mampu jadi menjadi hal opsional. Dengan kata lain, mahasiswa juga mampu untuk tidak melaksanakan revisi terhadap skripsi yang dibuatnya. Hanya saja hal tersebut akan berpengaruh pada kualitas nilai yang mau didapatkannya. Proses revisi yang dikerjakan mahasiswa juga tidak dalam rentang waktu yang sebentar. Hal tersebut memerlukan waktu berminggu-minggu, bahkan kembali berbulan-bulan.


Setelah proses revisi tersebut selesai dikerjakan, maka selanjutnya mahasiswa akan menerima nilai dari apa yang sudah mereka kerjakan selama berbulan-bulan. Apabila mereka sukses mendapatkan nilai maksimal (seperti A), maka dosen menilai bahwa mutu skripsi mahasiswa yang bersangkutan pada dasarnya baik dan berpotensi besar untuk dipublikasikan di dalam perpustakaan. Dengan kata lain, skripsi tersebut akan disimpan di perpustakaan selaku bahan referensi bagi mereka yang ingin menyusun skripsi atau karya ilmiah lain yang temanya masih berhubungan . Meskipun demikian, ada cara lain untuk menghargai proses yang sudah diperjuangkan oleh mahasiswa selama berbulan-bulan tersebut ialah dengan cara dibukukan. Apabila dibukukan, maka skripsi tersebut kemudian akan masuk dalam klasifikasi buku teks dimana buku tersebut berfungsi selaku rujukan bagi lingkungan akademik. Hal tersebut pasti akan mengangkat nilai jual dari skripsi yang sudah dibuat oleh mahasiswa.


Proses perubahan dari skripsi menjadi buku intinya tidak rumit sebab sifat skripsi yang cenderung komprehensif. Hanya saja, mahasiswa yang bersangkutan perlu untuk melaksanakan revisi ulang kepada skripsinya mirip gaya bahasa dan susunan bagian. Saat ini, mahasiswa tidak perlu ragu untuk membukukan skripsinya sebab proses penerbitan skripsi menjadi buku tidak susah. Bahkan mereka bisa mempublikasikan karyanya tersebut tidak dalam jumlah yang besar, bahkan bisa diterbitkan dalam jumlah satuan. Apabila proses mahasiswa mengalami kesulitan dalam proses editing, maka pihak penerbit pun akan memberikan perlindungan. Bahkan kalau skripsi mahasiswa tersebut sukses dibukukan, maka pihak penerbit juga akan membantu penulis untuk mengiklankan buku tersebut terhadap publik, khususnya melalui media internet.


Pertanyaan selanjutnya ialah mengapa skripsi yang baik perlu untuk dibukukan. Setidaknya ada beberapa laba yang didapatkan mahasiswa sebagai penulis dengan cara mempublikasikan buku sendiri, yakni menerbitkan skripsinya  menjadi sebuah buku.


Pertama, penerbitan skripsi menjadi buku tersebut secara tidak eksklusif akan membantu mahasiswa yang bersangkutan menerima profit yang tak sedikit. Dengan kata lain, makin laris buku tersebut di golongan publik, maka secara finansial juga akan kian banyak keuntungan yang ditemukan oleh penulis. Hal tersebut nantinya akan dibicarakan antara pihak penerbit dan penulis terkait dengan kesepakatan penerbitan buku.


Kedua, buku yang dipromosikan, baik melalui internet ataupun di-supply ke toko buku pasti akan membuat nama penulis kian dikenal oleh publik. Sebagai buku teks, jika buku tersebut banyak dicari publik, maka buku tersebut mampu dijadikan acuan bagi mereka.


Ketiga, mahasiswa yang berhasil menerbitkan skripsinya menjadi buku tentu berkontribusi kasatmata di dalam dunia pendidikan. Seperti yang sudah diterangkan sebelumnya bahwa buku ilmiah yang disusun mahasiswa tersebut berfungsi sebagai buku teks yang mampu dijadikan tumpuan oleh aneka macam kelompok yang membutuhkan kajian tersebut. Bahkan dari buku tersebut, mahasiswa sebagai penulis mampu berinteraksi atau berdiskusi pribadi dengan mereka yang sudah membaca buku tersebut.


Keempat, menerbitkan skripsi menjadi buku yakni cara yang bijak untuk menghargai kerja keras mahasiswa selama melaksanakan penyusunan skripsi yang memakan waktu sampai berbulan-bulan. Bahkan buku tersebut mampu disimpan di rumah sebagai kenang-kenangan atas jerih payah yang sudah dilakukannya selama periode kuliah. Apabila ingin menjadi akademisi, menerbitkan buku pasti menjadi langkah yang sempurna untuk memberikan kualitas diri selaku kandidat akademisi yang patut diperhitungkan.


Itulah laba-keuntungan yang mungkin diperoleh mahasiswa dengan cara mempublikasikan buku sendiri. Mahasiswa mampu mempublikasikan Skripsinya. Cara menerbitkan buku sendiri ini tidaklah sukar, karena skripsi yang telah jadi sudah merupakan hasil observasi, tinggal perlu membahasakan nya menjadi sebuah buku. Tentu hal ini lebih mudah ketimbang dengan cara menerbitkan buku sendiri dari awal atau dari nol.


Apakah Anda serius ingin membukukan skripsi atau laporan penelitian lainnya? Jika ingin mempublikasikan buku dan menjadi penulis kami, Anda berkesempatan menerbitkan buku secara gratis. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di penerbit buku Deepublish


Sekian artikel “Cara Menerbitkan Buku Sendiri

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama