Cara Membangun Personal Branding Untuk Penulis Sukses



Cara Membangun Personal Branding Untuk Penulis Sukses – Ingin menjadi seorang penulis populer itu tidak cukup bermodal niat dan keterampilan menulis saja.





Memiliki ilmu marketing menjadi poin tambah bagi penulis. Salah satunya dengan cara membangun personal branding untuk penulis.





Kaprikornus pada potensi kali ini aku akan membuatkan pengalaman bagaimana membangun personal branding untuk penulis. Bagaimanapun juga, kemampuan menulis saja tidak mampu menjadi suatu jaminan. Masih dibutuhkan sumbangan lain agar terapkan ke public dan dikenal oleh masyarakat.  





Manfaat Membangun Personal Branding Untuk Penulis 





Mungkin tidak banyak orang yang menyadari pentingnya membangun personal branding. Padahal cara ini menawarkan banyak keuntungan yang hendak di peroleh.





Nah, sebelum itu, aku akan berikan beberapa imbas samping baik dari personal branding, tentunya yang aku rasakan eksklusif. 





Pertama, manfaat yang pertama adalah kita akan banyak dan gampang dikenali oleh orang lain. Susah loh menjadi public figure. Setidaknya dikala kita menjadi penulis populer dan banyak orang yang sadar dengan eksistensi kita, itu sebagai apresiasi yang besar.





Ini akhir yang akan kita rasakan, tetapi bagi kandidat penulis pemula, tentu tidaklah gampang membangun personal branding. Cara menciptakan personal branding, akan aku bagi di sub bab dibawah. 





Kedua, imbas pertama dari personal branding kita memang dikenal. Tetapi untuk mencapai di titik tersebut, butuh usaha dan menyantap waktu lama.





Tidak tanggung-tanggung, waktu yang diharapkan mampu beberapa tahun. Saya membangun personal branding sejak 2008 yang kemudian dengan mengikuti kontes, mengikuti organisasi dunia kepenulisan, apapun aktivitas yang ada kaitannya dengan dunia tulis menulis.





Sampai tahun sekitar 2015-san barulah mulai mendapatkan tawaran proyek menulis. Baik itu proyek menulis artikel maupun buku. Kaprikornus, jangan dibayangkan singkat loh ya. 





Ketiga, mendapatkan tawaran proyek dunia penulisan. Seperti yang disinggung di poin kedua. Setelah + 7-8 tahun barulah mendapatkan anjuran. Ini waktu yang panjang.





Kala itu, saya hanya mengikuti pesan orang bijak, yang isinya kurang lebih “apa yang kita kerjakan tahun ini, akan kita lihat hasilnya 5-10 yang mau tiba” dan benar loh, dampaknya saya rasakan.





Dari situlah, aku mulai giat dan mempunyai kesempatanmewujudkan menjadi seorang penulis. Nah, kau pun juga bisa memulai dikala ini juga, jangan tahun depan. Sayang loh 1 tahun golden time





Keempat, mengarahkan audience menganggap dan menyaksikan sesuai yang dicitrakan. Kala itu aku belum tahu bahwa apa yang saya lakukan disebut selaku personal branding. Saya cuma membagikan pencapaian aku saat mengikuti lomba ke media umum.





Kemudian aku mencoba aktif mengantarkan tulisan ke surat kabar, tabloid dll. Banyak yang lolos, banyak yang diterima kerja di dunia perbukuan atau kejurnalistikan. Dari situlah hubungan mulai terbangun.





Jadi personal branding dilaksanakan tidak cuma memakai dua jalur pintu media umum saja, tetapi juga lewat jalur offline missal bekerja, mengikuti organisasi, wawancara dengan narasumber dan menjalin relasi baik dsb. 





Dari keempat cara tersebut efek samping yang akan kau rasakan ketika membangun personal branding untuk penulis. Tentu saja, sesungguhnya ada banyak manfaat yang mampu kita rasakan. 





Baca juga : Akun Instagram untuk Penulis, Begini Strategi Penulis Supaya Buku Laris





Cara Membangun Personal Branding Untuk Penulis 





Cara membangun personal branding untuk penulis sesungguhnya tidak ada cara special dan khusus menurut aku. Semua tergantung dari konsistensi dan kemauan dari masing-masing kandidat penulis. Berikut beberapa yang saya lakukan dalam membangun personal branding melalui media umum maupun lewat jalur relasi. 





1. Personal branding melalui media umum – tunjukan selling point diri sendiri 





Cara paling mudah diawali ialah membangun personal branding melalui media umum. Namanya media sosial, jangkauan interaksinya lebih luas tak terbatas. Inilah potensi untuk dikenal atau pencitraan akan lebih efektif. Seringkali pencitraan dinilai negatif, padahal, pencitraan itu bisa memperlihatkan imbas sangat bagus, jikalau kita mampu mengarahkan dan mempergunakan. 





2. Personal branding lewat media umum – fokus dan berhubungan  





Tentu saja focus menjadi titik poin yang mesti dijaga. Jika kita ingin membranding diri menjadi seorang penulis, maka konten atau artikel yang dipublish seputar kreatifitas, prestasi di dunia menulis.





Bisa juga membagikan acara kita di dunia tulis menulis. Nah, kunci terpenting lainnya, tentukan follower kita pun juga telah tersegmentasi.





Misalnya sesama suka nulis, ada editor, penerbit dsb. Karena itu akan memudahkan ke depan penawaran proyek. 





Baca juga : 7 Tips Menjadi Penulis Sukses Dari Nol





3. Personal branding lewat media sosial – Kreatif





Personal branding lewat media sosial mesti inovatif. Ini kunci dasar. Tanpa kreativitas, kita tidak akan mampu dilirik oleh penerbit, kandidat pemilik proyek penulisan, atau semacamnya.





Intinya ialah berkreasi sesuai jati diri kita sendiri sesuai dengan kompetensi. Jangan mengada-ada prestasi, biarkan mengalir, alasannya adalah semua itu proses.





4. Personal branding Jalur Relasi – membangun hubungan baik 





Personal branding untuk penulis lewat hubungan, kita cukup mempergunakan korelasi baik yang telah terjalin. Missal, sekarang sedang aktif dalam organisasi penulisan, di sana akan banyak kita temu teman, senior dan lain sebagainya.





Membangun kekerabatan baik tidak sekedar terhadap senior atau atasan saja loh. Sesame rekan yang masih berguru pun wajib kita jalin.





Karena 5 tahun yang akan tiba, teman seangkatan kita mampu jadi menjadi jembatan atau partner dalam dunia tulis menulis juga. kita tidak akan pernah tahu nasib orang bukan? 





Baca juga : 7 Daftar Profesi Menjanjikan Bagi Yang Hobi Menulis





5. Personal branding jalur kekerabatan – aktif mengikuti acara yang relevan 





Pastikan aktif mengikuti acara yang berkaitan, ialah di dunia tulis menulis atau dunia literasi. Relevansi inilah yang mampu kita sinergikan dengan melalui media umum. Makara saling terintegrasi. 





6. Personal branding jalur korelasi – tidak banyak gaya, berikan bukti 





Masalah yang sering saya jumpai sekarang ialah, banyak calon penulis yang banyak gaya dibandingkan dengan menunjukkan bukti. Banyak calon penulis yang banyabicara, tetapi tidak dibarengi oleh bukti karya.





Mungkin mereka yang banyak gaya akan eksis di media umum dan hanya bertahan bertahun-tahun di awal-permulaan saja. Selepas itu, akan mundur perlahan, akhir tidak ada karya real yang dilahirkan. 





Itu sebabnya, lebih baik berjalan santai, tidak banyak gaya, posting sesuai realitas dan diikuti dengan keuletan dan berkarya sebanyak mungkin. Itu yang lebih baik, dan seiring berlangsung waktu, akan terbukti. 





Satu catatan terakhir, menjadi penulis itu diharapkan passion dan kegigihan. Penulis sejati adalah mereka yang bisa melawan diri sendiri dan seleksi alam.





Tanda kamu passion dalam menulis, kita tidak mencicipi menulis itu sesuatu hal yang sulit, berat, dan menyusahkan, namun sesuatu hal yang menggembirakan. Karena hal itulah modal utama untuk bersaing dengan seleksi alam.





Bagaimana? Masih ingin menjadi penulis? atau memutuskan untuk memindah profesi? Itulah cara membangun personal branding untuk penulis. Semoga dengan sharing ini berfaedah dan menunjukkan semangat untuk merealisasikan mimpi menjadi penulis buku.





Kontributor : Irukawa Elisa



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama