Bahaya Penerbit Buku Kalau Tidak Memperhatikan 4 Hal Berikut

Penerbit buku menjadi aset intelektual yang kalau tidak dijaga akan merusak kaum muda.


Sayangnya, penerbit buku tidak memiliki pamor lebih karena perkembangan teknologi jauh lebih menawarkan kemudahan yang menguntungkan.


Penerbit buku bagi penulis menjadi fokus terakhir biar karyanya hingga ke tangan pembaca. penerbit buku bagi penulis sebagai tujuan bahkan yang bisa menentukan seorang penulis akan menjadi populer dan tidaknya.


Meskipun pada kenyataannya, popularitas seorang penulis ada pada kualitas karya itu sendiri. Penerbit selaku mediator.


Sudut pandang penderbit buku menilai berbeda. Terjun ke dunia perbukuan ialah suatu bisnis yang sarat ketidakpastian.


Daniel Dhakide menyampaikan bahwa menggeluti bisnis buku mirip bermain bulutangkis di saat angin puting-beliung, tidak pernah tahu kemana kok akan bergerak. Dengan kata lain, menggeluti ke bisnis buku semata-semata didasarkan pada blind hope.


Baca juga: Bagaimana jikalau naskah buku yang telah dikirim tidak direspon?



1. Tantangan Penerbit Gulung Tikar


Satu persatu penerbit buku melarat. Mereka yang menetapkan banting setir alasannya merasa kesulitan mengikuti ritme pasar buku.


Sebagai salah satu misalnya sahabat aku, memutuskan untuk pindah haluan menyewakan daerah kos-kosan daripada meneruskan bisnis didunia penerbitan. Meskipun demikian, bukan bermakna penerbit buku sedikit digemari.


Ada fase di mana hilang satu, tumbuh satu yang gres. Hal ini juga berlaku untuk penerbitan buku. Kini, banyak penerbit buku muncul dengan trobosan, penemuan, tema yang lebih segar.


Entah itu penerbit yang bersifat turunan dari penerbit lama, ataupun penerbit yang betul-betul baru berdiri membangun.


Dewasa ini semakin banyak penulis. Banyaknya penerbit gres, maka kian banyak naskah yang diajukan. Sedangkan jumlah penulis dan jumla penerbit bisa saja jauh lebih sedikit. Sehingga penerbit-penerbit mayor memberikan tolok ukur penilaian buku yang akan diterbitkan secara ketat.


Banyak penulis merasa kesusahan memasukan buku ke penerbit mayor. Terutama penulis pemula, yang notabanenya dari segi pengalaman, jam melayang dan nama masih dipertanyakan.


Baca juga: Percetakan dengan Sistem POD


Meskipun hasil tulisannya tidak kalah elok dengan penulis handal. Melihat persaingan mirip ini, munculah penerbit buku indie. Penerbit yang memperlihatkan pelayanan jasa cetak buku secara mampu berdiri diatas kaki sendiri. Ada juga yang memberikan metode POD



2. Penerbit Buku di Tengah Arus Teknologi Canggih


Berkembangnya teknologi mutakhir menuntut penduduk untuk bergerak cepat. Segala acara, pengambilan keputusan dan berfikir juga dituntut serba cepat. Hadirnya teknologi menawarkan serba instans dan praktis. Hampir semua keperluan gosip mampu dilakukan hanya dengan teknologi.


Teknologi memberikan bermacam-macam isu. Mulai dari informasi, keperluan sehari-hari, finansial dan masih banyak lagi. Dulu dan sekarang mengalami perbedaan yang sungguh jauh.


Dulu, isu dan asupan bacaan cuma bisa diperoleh dengan membaca surat kabar dan buku, yang di pajang di toko buku. Saat ini, tidak perlu ke toko buku, kita bisa menikmati ebook.


Satu persatu penerbit buku mulai menunjukkan alternatif fasilitas terhadap pembaca. menjiplak buku yang diterbitkan model cetak, dengan versi ebook.


Cara ini diharapkan bisa memburu ketertinggalan dan memperlihatkan kemudahan terhadap pembaca. sayangnya, tidak semua penerbit buku mempunyai inisiatif dan trobosan seperti ini.


Beberapa penerbit buku yang masih bertahan dengan cara lama mungkin saja tidak akan mampu bertahan berkompetisi. Kenyataannya, mereka hingga detik ini masih tetap eksis dan tetap memproduksi buku-buku terbaru.


3. Eksistensi Penulis Buku di Indonesia


Indonesia cuma memiliki luas kira-kira 1.910.931 km2, sebagai negara kepulauan. Dari Sabang sampai Merauke dibelah oleh selat, laut, dan sungai. Terdiri kurang labih 33 propinsi. Dari total 33 propinsi, cuma ada 24 popinsi yang memiliki penerbit buku yang aktif.


Berdasarkan laporan dari Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), tahun 2012 total penerbit ada 1.317 yang terdaftar. Penerbit yang tidak aktif hanya 6% dari total penerbit yang aktif.


Ke 94% penerbit yang aktif yaitu penerbit swasta. Karena cuma satu penerbit yang tercatat milik BUMN, yaitu hanya Balai Pustaka. Sisannya, penerbit tersebut swasta.


penerbit buku swasta bisa dalam bentuk perorangan, komunitas bahkan dalam bentuk kelembagaan pendidikan atau yang sering disebut dengan university press. Misalnya UGM, mempunyai percetakan buku sendiri. Sebagian besar penerbit yang aktif berada di pulau jawa.


Hampir 90% penerbit bertempat di pulau jawa, mulai dari Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Yogyakarta. Genre buku yang diterbitkan pun dari banyak sekali genre.


Eksistensi penerbitan di Indonesia per tahun bisa mencetak 30.000 judul buku. Hasil data yang sampaikan oleh IKAPI tersebut menurut pengajuan ISBN. Dengan kata lain, buku self publisher belum terhitung dalam data tersebut. Kaprikornus, dalam satu tahun, ada lebih judul buku.


Sebanyak 81% buku yang muncul dipasarkan di dalam Negeri. Sisannya, 19% buku diekspor ke negara lain di tahun 2007-2012. Adapun negara impor buku Belanda, Hong kong, Finlandia, Singapure dan Amerika.


4. Tantangan Penerbit Buku di Masa Datang


Bisnis buku memang seperti ‘cita-cita kosong’ tetapi semua itu tergantung dari daya juang menghadapi tantangan. Kenyataannya, banyk penerbit buku yang menerima keuntungan banyak, dan omsetnya pantas diacungi jempol.


Tantangan yang perlu disediakan semua penerbit buku yaitu penerbit lain. Baik itu penerbit yang sudah bangun usang atau yang gres berdiri. Hingga dikala ini, penerbit POD, self publishing dan penerbit mayor mempunyai peran, kekuatan yang sama, dan menjadi sesuatu yang biasa.


Perasaan umum inilah yang ditakutkan akan meminimalkan rasa kompetitif antar penerbit, utamanya dalam hal pendistribusian buku.


Jika terjadi kelesuan pendistribusian buku, dan tidak adanya gebrakan dari pihak penerbit. Mengingat saat ini teknologi marak dan menjamur. Banyak karya-karya lama pun tersebar secara digital.


Barangkali, jikalau ini meningkat lebih luas, akan mempengaruhi pemasukan dan eksistensi penulis dan penerbit. Dampak terjadinya perkara sejenis, perlahan akan mengganti mindset dari pihak penulis dan penerbit, supaya tetap ‘bertahan’ demi sesuap nasi. Para penulis yang benar-benar membawa kebaruan yang mau meningkat ; sisanya akan berjuang untuk tetap survive.


Uraian paragraph di atas cuma salah satu contoh segala kemungkinan yang mampu saja terjadi. Hal yang tidak mampu terindahkan, ialah tantangan teknologi. Sisi lain sebagai sarana penawaran khusus yang berpeluang memperkenalkan buku yang rilis ke netizen. Sisi lain, juga selaku mata pisau yang siap menjatuhkan.


Namun, kesemuanya tidak akan terjadi bila mampu dihadapi dengan gesit, tegas, terliti dan cerman. Intinya, tergantung dari tiap penerbit untuk memadukan perkembangan teknologi dan berita selaku alat yang jauh lebih menguntungkan.


Itulah beberapa ulasan tentang bahaya penerbit buku jikalau tidak memperhatikan 4 poin. Kesimpulannya, keberhasilan tergantung dari bagaimana Anda menyikapi kekurangan dan tantangan yang tiba. Semoga ulasan ini menawarkan gambaran, wacana dan sudut pandang gres.


[Elisa]


Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengubah biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini.


Jika Anda ingin mengenali lebih banyak tentang teknik menulis anda dapat melihat Artikel-artikel berikut:



  1. Metode dan Trik Penerbit Buku Melirik Naskah

  2. Cara Praktis Membuat Outline Buku Ajar

  3. Penerbit Buku dan Teknik Menulis Buku Secara Indie

  4. 9 Persiapan Cara Menerbitkan Buku Sendiri


Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tetapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS di sini!


Jika Anda menghendaki EBOOK GRATIS tentang CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download.


Referensi :



  1. http://www.mizan.com/bisnis-buku-bisnis-yang-sarat-harapan-menyimak-pengalaman-mizan/

  2. http://www.ikapi.org/component/k2/item/60-data-perbukuan-indonesia



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama