6 Ciri Kalimat Efektif Yang Perlu Diperhatikan Ketika Menulis Buku



Ciri Kalimat Efektif – Teknik menulis buku itu adalah aktivitas yang dilakukan oleh penulis untuk para pembaca, sehingga penulis juga mesti mengamati daya baca pembaca.





Kegiatan teknik menulis buku yang baik dan benar adalah aktivitas yang dilaksanakan dengan memakai dua sudut pandang berlainan. Sudut pandang yang pertama yaitu sudut pandang penulis itu sendiri. Penulis wajib memiliki kesabaran hati dalam menawarkan pandangannya melalui tulisannya.





Sehingga, kepuasan batin teknik menulis buku yang ingin diraih oleh penulis dapat tersampaikan. Melalui sudut pandang pembaca, penulis juga mesti memperhatikan kepuasan pembaca jikalau penulis ingin melaksanakan teknik menulis buku. Kepuasaan tersebut dapat dipengaruhi topik yang dibahas, gaya bahasa yang dipakai, hingga kemampuan daya baca pembaca yang dinamis.





Berbicara wacana daya baca, daya baca dipengaruhi oleh penggunaan font tulisan sampai penyusunan kalimat. Kita tidak akan membahas ihwal font buku yang digunakan, melainkan membahas perihal penyusunan kalimat. Kalimat disusun berdasarkan kaidah berbahasa yang telah diputuskan.





Alasan dari pembentukkan kaidah tersebut ialah memperlihatkan susukan yang terang antar penulis dan pembaca biar tidak ada kesalahpahaman. Namun, hal ini kadang kala menjadi blunder bagi penulis itu sendiri, jikalau penulis tidak mengetahui apa yang harus dilakukan.





Terkadang penulis gundah untuk bagaimana menyampaikan gagasannya sehingga penulis mengunakan seluruh kata yang berhubungan dengan topiknya. Hal ini tentunya menciptakan kalimat yang dibentuk menjadi tidak efektif.





Kalimat tidak efektif nantinya akan menyedot tenaga daya baca pembaca, sehingga membuat pembacanya malas membaca buku si penulis. Untuk itu, sungguh dianjurkan untuk menggunakan kalimat efektif dalam teknik menulis buku.





Kriteria dan Ciri ciri Kalimat Efektif





Di samping hal ini menciptakan pembaca tidak memerlukan banyak energi untuk membaca, poin yang disampaikan juga akan lebih mudah diterima. Berikut ini adalah 6 patokan kalimat efektif yang wajib dikenali.





1. Berstruktur Kompak





Setiap kalimat efektif sekurang-kurangnyaterdiri atas unsure pokok dan sebutan (yang menerangkan pokok) atau unsure subjek dan objek (Kusmana 2014:98). Ibarat suatu tim, kekompakan antar satu dengan yang lainnya adalah keharusan yang dihentikan diabaikan. Kekurangkompakan stuktur kalimat dapat menyebabkan ketidakjelasan dalam penyampaian pesan.





Biasanya hal itu terkadi dikala kata depan dipakai di depan subjek. Kata depan tersebut misalnnya dalam, untuk, bagi, di, pada, selaku , perihal, dan alasannya adalah, sebelum subjek kalimat tersebut. Contohnya.





  • Bagi semua dosen yang mengajar harus mengetahui daya tangkap mahasiswa-mahasiswinya
  • Di segala faktor kehidupan insan membutuhkan agama selaku penyeimbangnya.
  • Sebagai contoh dari uraian di atas yaitu perkalian di bawah ini.




Penggunaan ketiga kata-kata yang ditulis dengan font italic tersebut mampu dihilangkan ataupun diperbaiki. Tentunya akan cukup menguras tenaga kalau kata tersebut disertakan di bagian yang unnecessary (baca: tidak perlu). Adapun teladan lainnya yakni penggunaan kata penghubung yang kurang tepat, seperti.





  • Penelitian tersebut menguras biaya besar. Karena unsur yang diperlukan tidaklah murah harga belinya.
  • Masyarakat Indonesia lebih gampang menguasai bahasa Inggris. Daripada penduduk Jepang kebanyakan karena menjunjung tinggi bahasa Jepang.




Kalimat efektif tidak harus tidak panjang. Kasus ini menandakan bahwa penggunaan kata penghubung antarkalimat tidak harus dipisah demi menciptakan kalimat efektif. Hal yang mesti diperbaiki yakni menetralisir tanda baca pemisah, serta mengurangi beberapa kata yang tidak perlu.





2. Paralel





Ciri kalimat yang efektif yang berikutnya yakni kalimat tersebut tersusun secara paralel. Paralel dalam hal ini adalah kata yang dipakai dalam kalimat mempunyai komponen atau jenis kata yang sama. Kesalahan dalam mengunakan paralelis kata akan menimbulkan kalimat tersebut menjadi tidak efektif. Contohnya ialah:





  • Kegiatan simpulan dari pengabdian masyarakat tersebut ialah menyusun laporan, kelengkapan materi yang mesti dilampirkan, penggambaran tahap-tahap kegiatan, dan akhir hasil acara keseluruhan.




Ketidakefektifan kalimat tersebut disebabkan oleh memparalelkan jenis kata menuyusun, kelengkapan, penggambaran, dan tamat. Kalimat tersebut memparalelkan “aktivitas” selaku verba (kata kerja), maka kata lainnya seharusnya juga verba.





Misalnya, kata menyusun berparalel dengan melampirkan (bahan aktivitas), menggambarkan (tahap-tahap kegiatan) dan menyimpulkan (hasil program keseluruhan).





3. Hemat





Kalimat efektif adalah kalimat yang hemat. Kalimat yang ekonomis adalah kalimat yang menghindari pengulangan subjek, pleonasme, hiponimi, dan penjamakan kata yang telah berarti jamak. Berikut ini beberapa teladan kalimat yang kurang ekonomis.





  • Beberapa buku-buku yang dijual di toko tersebut yakni karya J.K. Rowling.
  • Waktu perjalanan yang dipakai untuk ke kota tersebut yakni hanya 30 menit
  • Para menteri segera bangun, sehabis mereka mengenali bahwa presiden tiba ke program tersebut.




Kalimat pertama tidak irit alasannya adalah memakai dua jenis penjamakan kata. Sebaiknya kalimat tersebut memakai salah satu dari penjamakan kata tersebut. Lalu, untuk kalimat kedua semestinya juga mengunakan salah satu dari kata tersebut atau tidak sama sekali.





Pada kalimat ketiga, sebaiknya menetralisir kata mereka untuk kalimat yang lebih hemat namun tetap bermakna sama.





4. Tidak Bermakna Ganda





Ciri alimat efektif yang selanjutnya adalah kalimat tersebut tidak mempunyai arti ganda. Cermat yakni esensi wajib untuk menciptakan kalimat yang tidak ambigu. Alasannya, kalimat ambigu juga mampu menyebabkan kalimat menjadi tidak efektif. Contohnya:





  • Istri rektor yang kedua Universitas Z telah memberikan sambutan kepada para tamu usul.




Kalimat tersebut pastinya akan menyebabkan pertanyaan besar “Siapakah yang kedua, istri dari rektor Universitas Z atau rektor dari Universitas Z?”. Untuk menetralisir bias makna yang ada pada kalimat ini, seharusnya gunakanlah tanda baca yang terperinci. Selain itu, menggunakan penambahan kata yang tepat dalam kalimat tersebut dapat menjadi alternatif yang lain.





5. Padu





Kalimat yang efektif adalah kalimat yang padu. Padu dalam konteks ini dapat ditentukan dengan penguasan kosakata beserta maknanya. Dalam kata lain, jika penulis makin menguasai kosakata yang digunakannya, maka secara otomatis kalimat akan menjadi padu. Berikut ini yaitu teladan kalimat yang tidak padu:





  • Setelah akhir direvisi, mereka besok akan penyajian.
  • Materi yang telah diungkapkan ketimbang pembicara permulaan akan dibahas kembali pada pertemuan yang hendak tiba.




Kalimat pertama tidak padu alasannya secara structural salah, walau masih bisa diketahui. Selalu gunakan struktur kalimat S+P+O+K dalam teknik menulis kalimat. Perbaikanya menjadi: mereka akan presentasi besok. Lalu, penggunaan kata daripada tidak padu.





Baca juga: Cara Menerbitkan Buku dengan Mengetahui Pentingnya Buku Teks





Berbeda dengan bahasa melayu yang kata ketimbang mampu berarti by (baca: oleh), ketimbang dipakai sebagai kata penghubung perbandingan dalam Bahasa Indonesia. Untuk itu, penulis wajib mengetahui esensi kosakata bahasa yang digunakan secara kritis.





6. Logis





Kalimat efektif ialah kalimat yang logis atau dapat diterima dengan akal sehat. Terkadang ketidaklogisan dalam penulisan kalimat terjadi sebab pemilihan kata yang kurang tepat, atau penggunaan ejaan yang salah. Contohnya yaitu:





  • Kepada Bapak Supriyadi, waktu dan daerah kami persilahkan.
  • Pada peluang yang berbahagia ini, izinkan kami untuk menyampaikan pesan.
  • Setelah melaksanakan telaah makna, penerima ajar wajib maju ke depan untuk memberikan apa yang ditangkap.




Kalimat pertama sangat tidak logis sebab tidak memperlihatkan konsistensi subjek. Tentunya pembaca akan mengajukan pertanyaan “Siapa yang dipersilahkan, apakah Bapak Supriyadi atau waktu dan tempat?”. Walau ketidaklogisan ini sering terjadi di luar dunia menulis buku, tetapi hal ini tetap wajib diperhatikan jika penulis ingin menulis obrolan, bimbingan, atau semacamnya.





Kesalahan kalimat kedua pun juga nyaris sama dengan kalimat pertama, sehingga sebaiknya gunakanlah kata membahagiakan agar lebih logis. Kalimat terakhir pastinya kurang logis kalau kita amati dengan seksama – Jika kita mengatakan ihwal maju, maka konteksnya akan senantiasa ke depan dan tidak pernah ke belakang, ke samping, atau serong.





Kesimpulannya, penggunaan kalimat efektif sangatlah esensial dalam hal menulis buku. Tentu saja, penulis tidak mau kehilangan pembacanya cuma karena tulisan yang melelahkan untuk dibaca.





Maka dari itu, gunakanlah kalimat efektif dalam menulis buku. Lalu, amati setiap detail saat menulis buku supaya dapat membuat buku yang ringkas berkualitas. Semoga berguna dan selamat menulis buku! [Mas Aji Gustiawan]





teknik menulis

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama