Turki Krisis Mata Duit, Apa Komentar Erdogan?





Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan gembira mengatakan bahwa fluktuasi dolar dan Euro hanya bersifat sementara. Komentarnya ini yakni tentang pelemahan mata duit di negaranya.


Seperti yang dimengerti, pada hari Kamis (6/8/2020) kemarin, mata duit Lira menembus angka terlemahnya terhadap dolar AS. Investor disebut cemas dengan kebijakan ekonomi pemerintah Turki. Selain itu, cadangan devisa negara ini juga terus menurun.


Mengutip AFP, pada Kamis (6/8/2020) Lira meraih rekor paling rendah ialah 7,28 terhadap dolar AS dan 8,60 kepada Euro. Mata uang Lira sudah kehilangan lebih dari 3 persen nilainya. Dan ini disebut angka terendah sepanjang sejarah.


Diperdagangan hari Jumat (7/8/2020), Lira berada pada level 7,24 terhadap dolar dan jikalau terharap Euro, Lira berada di level 8,55.


Turki Krisis Mata Uang, Apa Komentar Erdogan?

Turki Krisis Mata Uang, Apa Komentar Erdogan?


Erdogan menyampaikan, “Hari ini kami lebih berpengaruh dari kemarin dan besok kami akan menjadi lebih besar lengan berkuasa”.


Mengutip dari AFP, ia juga menuturkan, “Ini hal-hal sementara. Fluktuasi seperti itu selalu terjadi. Semuanya akan membaik”.


Untuk pemanis info saja, Turki sudah mengalami resesi pada 2019 kemudian. Aktivitas ekonomi memburuk dua kuartal berturut-turut, inflasi tinggi dan Lira melemah. Tetapi wabah Covid-19 menyerang negara itu di saat Turki hendak berdiri.


Sebagaimana pernah diberitakan, pada bulan Juni kemudian untuk pertama kalinya dalam sejarah ekonomi Turki, bank sentral Turki memberitahukan penggunaan mata uang Yuan China. Penggunaan Yuan dan Lira dalam hubungan Turki-China ini berdasarkan kesepakatanswap yang mulai direalisasikan pada hari Kamis (18/6/2020) yang kemudian.


Swap yakni transaksi pertukaran dua valas melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka, atau pemasaran tunai dengan pembelian kembali secara berjangka. Tujuannya yaitu untuk menerima kepastian kurs (kurs bersifat tetap selama persetujuan), sehingga dapat menyingkir dari kerugian selisih kurs.


Mengutip dari kantor informasi Anadolu, pejabat bank sentral Turki mengatakan, “Perjanjian swap ini penting untuk memfasilitasi penggunaan mata uang setempat dalam pembayaran perdagangan internasional dan akses mudah perusahaan Turki ke likuiditas internasional”. Pejabat bank tersebut juga menambahkan, “Ini adalah langkah signifikan yang hendak semakin memperkuat kerja sama keuangan antara Turki dan China”.


Turki ingin menghemat pemakaian dolar AS dalam transaksi jual beli global. Ketergantungan terhadap dolar AS menimbulkan ketidakstabilan nilai tukar Lira sehingga berulang kali mengalami penururan drastis.







Sumber stt.ac.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama