Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Ma’ruf Amin telah menginjak 1 tahun pada 20 Oktober 2020 ini. Bagaimana capaian pemerintah di bidang perekonomian?
Bhima Yudhistira -peneliti Indef- mengungkapkan bahwa ada sejumlah masalah yang masih dihadapi oleh pemerintah Jokowi-Ma’ruf.
Salah satunya dikala ini Indonesia menempati urutan ke 7 tertinggi di antara negara berpendapatan menengah dan rendah dalam Utang Luar Negeri (ULN) adalah sebesar US$ 402 miliar.
Bhima mengatakan, “Beban ULN Indonesia jauh lebih besar dari Argentina, Afrika Selatan dan Thailand”.
Ia juga menyertakan, bahwa hal ini memang karena pemerintah terus menambah utang dalam bentuk penerbitan utang valas yang rentan membesar jikalau ada guncangan dari kurs rupiah.
Selain itu dilema juga muncul pada pertumbuhan kredit perbankan sangat minim yaitu 0,6% year-on-year per Agustus 2020 (data BI).

Sudah Setahun Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin, Bagaimana Ekonomi Indonesia?
Padahal bank telah dibantu dengan penempatan dana pemerintah. Intermediasi perbankan pun terganggu dengan naiknya DPK sebesar 11% di abad yang sama. Jika simpanan berkembangsementara pemberian baru lambat disalurkan akan mensugesti supply dana untuk dunia perjuangan dan penduduk .
Ketimpangan semakin meningkat alasannya adalah orang kaya terus menabung di bank dengan lebih minim membelanjakan uangnya.
Sementara itu penduduk miskin tidak memiliki cukup tabungan. Paska pandemi ketimpangan aset kian melebar. Mengutip riset Lifepal.co.id disebutkan jika peningkatan jumlah simpanan di bank umum melampaui rata-rata Maret dan Agustus 2020.
Menurut Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro, hal ini terjadi alasannya nasabah menengah ke atas terus menabung di bank. Angkanya mencapai Rp 373 triliun atau naik 3 kali lipat dibandingkan tahun lalu. Menurut data Andry, penabung di atas Rp 5 miliar itu berasal dari klasifikasi nasabah institusi dan individu. Bahkan untuk disepanjang Agustus saja jumlah penabung kategori itu meningkat Rp 149 triliun.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia mulai memberikan kebangkitan pada bulan September lalu.
Mantan direktur pelaksana bank dunia itu menerangkan bahwa hal tersebut ditunjukkan lewat banyak sekali indikator ekonomi dan keuangan.
Dalam pertemuan pers APBN KiTA di Jakarta hari Senin (19/10/2020), Sri Mulyani menuturkan, “Ada recovery September setelah Agustus menurun dari segi month to month (mtm). Ini tanda konkret bagi pemulihan ekonomi bagi industri yang kita lihat”.
Hal senada juga tiba dari Airlangga Hartarto sebagaiMenteri Koordinator Perekonomian-. Ia membeberkan sejumlah bukti bahwa ekonomi Indonesia mulai pulih dari pandemi Covid-19 memasuki final 2020. Pemulihan itu tampakdari sejumlah indikator. Antara lain indikatornya dapat dilihat dari Survei Kegiatan Dunia Usaha.
Pada hari Senin (19/10/2020) dalam Capital Market Summit & Expo 2020 yang diselenggarakan secara virtual, Airlangga menyampaikan, “Survei acara dunia perjuangan menawarkan adanya perbaikan kinerja aktivitas di triwulan ketiga, sejalan dengan hal ini kapasitas produksi terpakai atau utilisasi industri, penggunaan tenaga kerja juga mengalami peningkatan”.f Amin, Bagaimana Ekonomi Indonesia?
Sumber stt.ac.id