Pentingnya Hasil Observasi Dijadikan Sebagai Buku Teks

Kegiatan riset atau penelitian memiliki tujuan, yaitu membuatkan dan mengembangkan ilmu wawasan, di samping menafsirkan dan mengungkapkan fakta. Kegiatan observasi bukan lagi hal yang awam bagi sebagian besar akademisi. Terlebih di dunia pendidikan tinggi, observasi yakni hal yang bahkan wajib untuk dilakukan.


“Pada dasarnya penelitian yakni kegiatan yang dikerjakan untuk menyelidiki, memeriksa, atau menjajal dengan seksama dan mendalam sebuah problem dengan metode tertentu. Hasilnya mampu dipresentasikan, diaplikasikan secara eksklusif, maupun ditulis dalam bentuk buku teks.”


Kegiatan meninjau ulang suatu teori atau menemukan sesuatu yang belum pernah dikaji ini dapat dijadikan sebagai sumbangan bagi kemajuan ilmu pengetahuan nantinya. Selain itu, observasi juga dapat dijadikan sebagai pembiasaan, pembaruan, pengalihan teknologi, rekacipta, dan pengungkapan. Hal-hal yang didapatkan dalam observasi mampu secara faktual melebarkan peta wawasan dan ranah ilmu tertentu.


Dengan melihat banyaknya tujuan yang dapat dicapai dalam penelitian, hasil penelitian semestinya didaftar, direkam, diakui, disetujui, didokumentasikan, dan disebarluaskan. Muara dari tindak lanjut penelitian ini yaitu publikasi dengan hak paten. Tujuan utama dari publikasi ini tentunya memberikan gosip terbaru kepada khalayak luas. Selain itu, penelitian yang dipublikasikan juga bermaksud mendapatkan hak paten supaya karya tidak diakui oleh orang lain.


Salah satu cara yang mampu dilakukan untuk menerima hak paten sekaligus mempublikasikan hasil penelitian adalah menuliskannya dalam bentuk buku teks. Dalam buku tersebut, dia dapat memaparkan aneka macam hal terkait penemuannya sehingga bisa dibaca, dimengerti, diaplikasikan, atau dijadikan sebagai teladan bagi dunia pendidikan.


Pada dasarnya, buku teks ialah buku yang digunakan untuk mendalami suatu ilmu wawasan, teknologi, atau seni sehingga mengandung penyajian asas perihal kelimuan tersebut. Buku ini dijadikan sebagai materi didik yang memaparkan materi tentang suatu disiplin ilmu, mata kuliah, atau mata pelajaran. Oleh sebab itu, isi buku teks hendaknya disesuaikan dengan kurikulum. Isinya perlu disusun sesuai dengan keperluan akseptor latih untuk pembelajaran sebuah disiplin ilmu terkait.


Dalam perguruan tinggi tinggi, buku teks akan berisi pengetahuan yang lebih tersistematisasi dengan adanya hukum dan metode ilmiah. Para mahasiswa yang menggunakannya akan terbantu untuk berbagi dan meningkatkan ilmunya dengan menelaah dan meneliti. Di sini buku teks memiliki peran yang penting untuk menuntun para mahasiswa melakukan hal tersebut. Selain itu, buku ini digunakan dengan tujuan menggembleng mahasiswa untuk terus memutakhirkan wawasan dan ilmunya.


Tindak lanjut dari hasil observasi ini juga nantinya mampu memiliki faedah bagi para peneliti yang menulisnya. Mereka yang meneliti sekaligus menuliskan hasil penelitiannya dalam bentuk buku teks dapat membumikan hasil temuannya. Selain itu, mereka juga akan memiliki kiprah penting bagi ilmu pengetahuan di Indonesia. Mereka juga bisa menjadi sosok yang bisa mendarmabaktikan pengetahuannya.


Menulis buku teks yang berisi hasil-hasil penelitian merupakan sebuah jalan yang mampu ditempuh untuk menyederhanakan berbagai teori yang tersimpulkan dalam penelitian. Dalam buku itu terdapat berbagai pemaparan yang saling berhubungan dan menyeluruh serta disusun dalam suatu alur yang tuntas, runtut, sedikit demi sedikit, dan mempunyai kecenderungan. Selain itu, hasil-hasil observasi yang dikumpulkan dan dikembangkan juga harus utuh dan mampu dicerna oleh golongan mahasiswa. Dengan demikian, buku teks mampu dijadikan selaku salah satu media pembelajaran yang berkhasiat untuk “mengundang” mahasiswa untuk terinduksi, terangsang, dan melaksanakan penelitian berikutnya.


Untuk menulis buku teks, para peneliti atau akademisi perlu memerhatikan beberapa poin. Sebagai fatwa dasar, penulis harus mengikuti sistem ilmiah dan logika. Tulisannya harus lengkap dan dilarang rumpang. Penyusunan isi buku seharusnya memerhatikan temuan, pandangan, teori, dan kesimpulan dalam penelitiannya biar cukup untuk dihimpun ke dalam peta-peta desain yang utuh. Buku teks yang dituliskan harus memenuhi kadar keakuratan, kesahihan, kemutakhiran data, dan menawarkan berita yang lengkap dari suatu kajian ilmu tertentu.


Peneliti atau penulis juga semestinya menyesuaikan topik observasi yang mau dibukukan dengan keadaan atau fenomena yang berkembang di masyarakat. Dengan demikian, ia akan menunjukkan sumbangsih yang lebih aplikatif untuk dipraktekkan dalam kehidupan masyarakat. Ilmu wawasan yang dikajinya juga akan lebih berguna untuk menyelesaikan atau meminimalisir aneka macam masalah dalam aspek-aspek kehidupan masyarakat. Sehubungan dengan hal ini, peneliti juga tidak diperkenankan menyadur hasil riset dari peneliti mancanegara, alasannya adalah balasannya belum tentu dapat diadaptasi dengan kondisi yang ada di Indonesia.


Penyajian buku teks semestinya dibangun secara bertahap dengan memaparkan sejumlah konsep yang tepat dengan disiplin ilmu tertentu. Kemudian materi hasil penelitian yang dihidangkan juga sebaiknya tidak jauh dari segi didaktik dan pedagogik. Lebih lanjut, isi buku perlu dilengkapi dengan indikasi atau klarifikasi perihal tujuan instruksional umum dan khusus yang diharapkan kurikulum. Akan lebih baik jika buku tersebut sebaiknya dilengkapi dengan instrumen penilaian diri untuk mengukur kemajuan belajar dan penguasaan materi. Penambahan glosarium atau daftar perumpamaan yang ada dalam buku juga penting untuk disajikan. Selain itu, wajib pula bagi penulis buku teks untuk memberikan bibliografi semoga pembaca mampu membaca sumber acuan atau acuan lain yang terkait.


Setelah proses penulisan buku tamat, penulis perlu melaksanakan evaluasi kepada kelayakan isi buku untuk dipraktekkan dalam kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi tinggi. Ia mampu menguji akurasi, validasi, dan kesahihan data serta teori yang dipaparkan dalam buku supaya dengan kaidah keilmuan. Ia juga perlu mengukur tingkat kesesuaian penelitiannya terhadap suatu disiplin ilmu tertentu.


Dengan memerhatikan poin-poin tersebut, buku teks akan lebih berarti, memiliki dampak dan dampak, serta bertahan usang. Bahan asuh ini juga akan layak dijadikan selaku bahan asuh yang bermutu dalam suatu mata kuliah tertentu. Selain itu, adanya hak paten dalam buku teks juga akan melindungi hak cipta penulis sehingga tidak dapat ditirukan atau diplagiasi oleh pihak lain. Tentunya, buku teks yang seperti itu akan mampu mengembangkan perlindungan ilmiah, terutama dalam dunia pendidikan tinggi.


 


Anda punya RENCANA MENULIS BUKU?


atau NASKAH SIAP CETAK?


Silakan daftarkan diri Anda sebagai penulis di penerbit buku kami.


Anda juga bisa KONSULTASI dengan Costumer Care yang siap membantu Anda hingga buku Anda diterbitkan.


Anda TAK PERLU RAGU untuk segera MENDAFTAR JADI PENULIS.

SEBELUM ANDA MENYESAL 🙁


🙂


*****BONUS*****


Jika Anda memiliki BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, namun BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan akomodasi KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!


Jika Anda menghendaki EBOOK GRATIS ihwal CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download.


 


Referensi:



  1. Mien A. Rifai, “Kiat Mengemas Hasil Penelitian Menjadi Buku Teks” dalam http://www.aup.unair.ac.id/kiat-mengemas-hasil-penelitian-menjadi-buku-teks/


[Wiwik Fitri Wulandari]



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama