Mengenal Charles Ponzi, Sang Guru Investasi Bodong





Tawaran investasi dengan imbal hasil yang besar dalam waktu singkat, kadang-kadang menciptakan orang gelap mata dan karenanya menyesal. Tidak coba-coba, kerugian dari manisnya tawaran investasi bodong ini mampu meraih nilai ratusan juta rupiah.


Dari sederet investasi bodong yang sukses terbongkar, banyak yang memakai sketsa Ponzi. Skema ini dinilai sangat merugikan alasannya mesti melibatkan banyak orang. Skema Ponzi merupakan praktik yang membayarkan keuntungan untuk investor dari duit sendiri atau dibayarkan oleh penanam modal berikutnya.


Seperti yang dituangkan dalam laman Investopedia (17/7/2019), investasi dengan denah ponzi intinya murni perputaran uang dari anggotanya sendiri. Skema ponzi mengandalkan pemikiran investasi gres yang konstan untuk terus memberikan pengembalian terhadap investor yang lebih dulu. Apabila fatwa habis, skema tersebut akan awut-awutan.


Mekanismenya, pengurus atau owner perusahaan yang mempraktikkan bagan Ponzi ini membujuk investor baru dengan memperlihatkan keuntungan lebih tinggi dalam waktu singkat. Untuk menawarkan kesan kredibel dan bonafide kepada para investor dan calon investornya, owner tak ragu menyiapkan akomodasi-fasilitas ‘bodong’, mirip kantor sewaan, produk investasi fiktif, dan lainnya. Begitu calon investor percaya, maka mereka akan dengan gampang menanamkan modalnya pada investasi bodong yang ditawarkan.


Lalu, dari mana skema ini berawal dan siapa penciptanya?


Skema Ponzi sendiri pertama kali dijalankan oleh seorang penipu ulung dari Amerika Serikat, Charles Ponzi di sekeliling medio awal 1900-an.


Kisah Ponzi bermula pada saat dirinya bekerja selaku tangan kanan teller pada suatu bank berjulukan Banco Zarossi di Montreal Kanada. Bank itu dimiliki oleh usahawan Luigi Zarossi.


Di dalam bank itu, nama Ponzi sendiri cukup mentereng, dan sukses menjabat sebagai manajer. Adapun metode ‘gali lubang-tutup lubang’ yang dilakoni Zarossi dalam mengelola bank menjadi pandangan baru untuk skema Ponzi di kemudian hari.


Zarossi memanfaatkan fatwa duit deposito di banknya dengan iming-iming pengembalian 6% pada para nasabah baru. Tujuannya, untuk mendanai berbagai investasi lain.


Sialnya, investasi itu gagal, pengembalian ke nasabah pun tidak ada bentuknya. Akhirnya, Zarossi kabur ke Meksiko dengan membawa sejumlah duit nasabah-nasabah barunya itu.


Usai perkara tersebut, Ponzi sempat masuk penjara di Quebec atas tuduhan menggandakan cek. Kemudian ia dibebaskan pada tahun 1911. Namun, sebab terlibat dalam bisnis penyelundupan imigran, Ponzi kembali ditangkap dan dipenjara di Penjara Atlanta.


Mengutip dari banyak sekali sumber, dikenali Ponzi mengawali perusahaan kecil di Boston pada tahun 1919. Idenya berawal dari datangnya sepucuk surat kiriman sebuah perusahaan di Spanyol yang menanyakan katalog iklan Amerika.


Mengenal Charles Ponzi, Sang Guru Investasi Bodong

Mengenal Charles Ponzi, Sang Guru Investasi Bodong


Ponzi memperoleh secarik International Reply Coupon (IRC), kupon yang bisa ditukar dengan sejumlah cap pos atau perangko prioritas dari negara lain. Dari situ beliau menyaksikan ada kesempatan emas untuk mendulang keuntungan yang besar.


Melihat akan adanya keuntungan yang besar, Ponzi eksklusif menyusun rencana. Dia lalu membeli IRC di sebuah negara, keuntungan bakal datang begitu IRC itu ditukar dengan perangko-perangko mahal di negara lain.


Dia langsung menempatkan biro-agennya di banyak sekali negara. Agen-biro itu dikirimi sejumlah duit untuk berbelanja IRC dan ditugasi menjinjing kupon itu ke Amerika.


Setelahnya, Ponzi cukup menukarkan perangko-perangko mahal itu untuk dijual lagi dengan harga lebih mahal dari modal awal. Dengan cara ini, Ponzi meraup untung sampai 400%.


Tidak berpuas diri, Ponzi ingin menjalankan skema piramida dengan target lebih besar, untuk itu pada Januari 1920 Ponzi mendirikan perusahaan yang lebih besar, The Securities Exchange Company.


Dari awal itulah, Ponzi menjanjikan iming-iming balik modal dan keuntungan 50% hanya dalam waktu 45 hari. Berbekal kepandaian berkomunikasi, Ponzi menggaet 18 orang menjadi penanam modal pertamanya dengan nilai investasi US$ 1.800.


Sesuai janjinya, Ponzi melimpahkan keuntungan kepada para investor pertamanya itu. Seiring waktu, investasi itu menawan lebih banyak orang. Manipulasi dengan skemanya itu mendatangkan keuntungan hebat. Ponzi disebutkan mampu mengantongi US$ 250 ribu per hari.


Namun, sepintar apapun menyembunyikan bangkai, baunya akan tercium juga. Begitu juga skema penipuan yang dijalankan Ponzi.


Tidak sedikit yang ingin tau terhadap Skema Ponzi itu. Salah satunya, surat kabar Boston Post, yang pribadi melaksanakan investigasi khusus soal kasus ini. Beragam temuan Boston Post eksklusif menciptakan perusahaan Ponzi terguncang dan banyak dipertanyakan, ujungnya tidak ada lagi penanam modal baru yang menyuntik dana.


Meski berujung kegagalan, hingga sekarang metode meraup laba yang dijalankan Ponzi masih banyak dipakai. Salah satu praktik skema Ponzi yang banyak dipakai adalah multi-level marketing alias MLM


Ciri-ciri lazim sketsa Ponzi:


*Menjanjikan imbal hasil fixed atau tetap tiap bulan.

*Menjanjikan imbal hasil sungguh tinggi.

*Usahanya tidak jelas, tidak memiliki skala ekonomi yang terperinci berapa modal yang diperlukan.

*Investor usang diajak untuk menggaet penanam modal baru dan mendapat bonus pemanis lagi dari situ.







Sumber stt.ac.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama