Kebijakan Pemangkasan Buatan Opec+ Pengaruhi Minyak Dunia Stress





Pada jual beli hari Kamis (16/7/2020) waktu Amerika Serikat (AS), harga minyak dunia alami penurunan setelah Opec+ memutuskan untuk menghemat pemangkasan pasokan mulai bulan Agustus. Penuruan ini juga dipengaruhi oleh meningkatnya masalah gres virus corona di AS juga negara-negara lainnya.


Dilaporkan, pada Kamis (16/7/2020) kemarin, jumlah masalah baru Covid-19 di AS meningkat menjadi 75 ribu. Angka tersebut menjadi rekor baru. Sementara Spanyol dan Australia juga mengalami lompatan harian terbesar dalam dua bulan. India dan Brasil juga alami hal yang sama. Hal ini membuat karantina kawasan tetap berlaku.


Vivek Dhar -Commodities Analyst di Commonwealt Bank Australia- memperkirakan harga minyak akan tetap berada di kisaran US$ 40 – US$ 45 per barel. Hal ini dipengaruhi kembalinya pasokan minyak AS dan ketidakpastian undangan BBM.


Dikutip dari Reuters hari Jumat (17/7/2020) ini, Dhar menyampaikan, “Masalah dengan pasar dikala ini ialah harga sudah mencapai tingkat di mana kami khawatir pasokan AS akan kembali (naik)”.


Opec+ pada hari Rabu (15/7/2020) memutuskan menghemat pemangkasan bikinan minyak menjadi tinggal 7,7 barel per hari (bph). Kebijakan tersebut berlaku mulai bulan Agustus mendatang.


Kebijakan Pemangkasan Produksi Opec+ Pengaruhi Minyak Dunia Tertekan

Kebijakan Pemangkasan Produksi Opec+ Pengaruhi Minyak Dunia Tertekan


Eugen Weinberg -analis energi di Commerzbank Research- mengatakan bahwa langkah ini sesuai dengan asumsi. Sebabnya yaitu negara-negara yang sebelumnya melampaui sasaran produksi mesti memotongnya untuk mengimbangi keunggulan pasokan.


Kepala penasihat geopolitik S&P Global Platts Analytics, Paul Shedon, mengatakan peningkatan produksi aktual Opec+ akan meraih sekitar 1,5 juta bph pada bulan Agustus berkat kebijakan tersebut.


Sebelumnya Opec+ sepakat memotong buatan sebesar 9,7 juta bph pada bulan Mei dan Juni untuk mengimbangi penurunan usul minyak yang terjadi akhir pandemi virus corona. Mereka memutuskan untuk memperpanjang penghematan bikinan sampai tamat bulan Juli.


Mengutip data dari Antara, pada hari Jumat (17/7/2020) ini, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengantaran di bulan Agustus alami penuruan 45 sen atau 1,1 persen menjadi US$ 40,75 per barel.


Sedangkan untuk minyak mentah berjangka Brent untuk pengantaran di bulan September anjlok 42 sen atau 1,0 persen menjadi US$ 43,37 per barel.


Harga minyak terus dibayangi kegundahan terhadap usul BBM yang tidak kunjung meningkat. Hal lain yang juga mensugesti yakni meningkatnya jumlah masalah Covid-19.







Sumber stt.ac.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama