Indodax Proyeksi Bitcoin Menguat Hingga Rp 282 Juta Pada 2021





Satoshi Nakamoto pada tahun 2008 menerbitkan 9 lembar white paper yang untuk pertama kalinya menyebut duit digital Bitcoin. Peer-to-peer electronic cash atau mungkin bisa disebut tata cara elektronika bantu-membantu.


Mata duit ini didasarkan pada blockchain yang berisi buku besar publik dari semua transaksi di jaringan Bitcoin. Mereka yang ikut serta dalam mata duit mampu menambang Bitcoin memakai perangkat komputer.


Bukan diam-diam umum jika harga Bitcoin kerap naik-turun kolam rollercoaster. Meski sudah ditemukan semenjak 2008, Bitcoin gres sungguh-sungguh mulai lepas landas pada 2013. Mata uang digital itu mengawali jual beli tahun tersebut sekitar US$ 13,50 per Bitcoin. Kemudian harganya naik pada awal April 2013.


Harga banyak sekali aset kripto atau cryptocurrency mengalami penguatan signifikan pada tahun ini. Seperti halnya Bitcoin, yang sempat menyentuh harga tertinggi pada sementara waktu kemudian.


CEO Indodax, Oscar Darmawan, menyampaikan, harga Bitcoin sempat menyentuh angka tertinggi, yaitu sebesar US$ 19.600 dollar AS atau setara Rp 276 juta.


Pada hari Kamis (10/12/2020) kemarin, Oscar menyampaikan, “Bitcoin mengalami ajakan yang masif dari kuartal II 2020. Saat itu, orang-orang memahami bahwa Bitcoin ialah aset safe haven saat pandemi. Orang-orang mengamankan asetnya di Bitcoin sebab aset lain menurun ketika pandemi Covid-19″.


Indodax Proyeksi Bitcoin Menguat Hingga Rp 282 Juta Pada 2021

Indodax Proyeksi Bitcoin Menguat Hingga Rp 282 Juta Pada 2021


Selain dinilai selaku safe haven, berbagai langkah perusahaan pembayaran digital mirip Paypal yang menggandeng Bitcoin disebut Oscar juga mensugesti penguatan cryptocurrency.


Dirinya memproyeksikan harga aset fenomenal itu mampu menembus US$ 20.000 dollar atau setara Rp 282 juta.


Tidak cuma menembus US$ 20.000, proyeksi yang lebih mengagumkan dari mata duit kripto itu, datang dari analis dari Citibank. Yang memprediksi Bitcoin akan tembus menyentuh level US$ 300.000 atau setara dengan Rp 4,2 miliar pada bulan Desember tahun 2021.


Dalam catatan analis Citibank tersebut, Bitcoin direpresentasikan selaku instrumen safe haven kala ke-21 mengambil alih emas.


Mengutip dari Forbes pada hari Jumat (20/11/2020), Tom Fitzpatrick -Global Gead of CitiFX Technicals Citibank- mengatakan, “Seluruh karakteristik Bitcoin telah ditunjukan oleh penguatan yang tidak pernah terpikirkan, dibarengi oleh koreksi yang menyakitkan, mengambarkan acuan yang menopang tren jangka panjang,”.


Tom memperlihatkan tiga pola penguatan yang terjadi selama tiga dekade terakhir, yang menujukkan adanya kesempatankenaikan harga menjamah level tertinggi pada Desember 2021 adalah sebesar US$ 318.000.


Ia menerangkan, “Sangat terperinci, potensi penguatan ke level tertinggi akan terjadi dalam kurun waktu 12-24 bulan ke depan”.







Sumber stt.ac.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama