Bertrading forex dengan aman dan tanpa gangguan yaitu dambaan bagi siapa pun. Para trader bahkan mempertaruhkan nominal uang yang tak sedikit. Dengan pilihan mata uang yang bukan hanya nilai Rupiah saja, tetapi juga mata duit asing, sehingga banyak kalangan trader yang merasa cemas bila keputusan transaksinya disinyalir justru akan membuahkan hasil yang buruk.
Seperti yang dikenali, ada banyak evaluasi yang dipakai dalam bisnis trading forex. Contohnya yaitu analisa teknikal dan evaluasi mendasar. Namun, ada penggunaan analisa lain yang juga dibutuhkan dalam bertrading. Yakni, menggunakan indikator leading dan lagging.
Bagi para trader pemula, pastinya wajib mengetahu terkait dua indikator tersebut. Selain itu, juga penting untuk bisa membaca simbol harga di pasar forex. Adapun penggunaan ajaran indikator mirip leading dan lagging, keduanya menjadi alat pemberi sinyal keluar masuknya grafik tentang pergerakan harga.
Tentunya antara leading dan lagging memiliki perbedaan yang signifikan, juga memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Hal ini tentunya dilihat sesuai dengan keadaan yang dihadapi oleh para trader.
Indikator Leading
“Lead” dalam bahasa Indonesia artinya “memimpin”; demikian halnya dengan indikator ini. Indikator leading yakni indikator yang condong mendahului atau memimpin pergerakan harga, sehingga dalam penerapannya diharapkan mampu “memimpin” trader sebelum mengambil keputusan.
Leading merupakan indikator yang mengawasi harga kedepan. Seringkali pemain forex mengawali evaluasi sehabis harganya bergerak. Selain itu indikator leading juga menggunakan data harga usang.Jadi, indikator leading condong bergerak maju dari siklus ekonomi, dan, secara biasa , cocok untuk analisis jangka pendek dan menengah.
Keunggulan:
Dapat memprediksi pergerakan harga berprofit tinggi. Bahkan trader memprediksi lebih dahulu sehinga menghasilkan keuntungan tinggi alasannya adalah tebakannya akurat. Probabilitas trading condong tinggi disebabkan oleh kesanggupan mengidentifikasi level utama. Namun tetaplah waspada dengan risiko false breakout.
Kelemahan
Jika para trader mengantisipasi pergerakannya lebih dahulu sebelum harganya sungguh-sungguh bergerak yang mana akan menjadikan pergerakan pasar ke arah yang berlawanan. Selain itu, sering terjadi false breakout atau reversal sinyal animo yang mau menjadi retracement kecil.
Indikator lazim leading mencakup:
1. Retracement Fibonacci
2. Saluran Donchian
3. Level support dan resistance
4. Sentimen klien
Indikator Lagging
Kebalikan dari indikator leading, indikator lagging digunakan untuk mengidentifikasi tren-tren yang sudah ada, yang mungkin tidak eksklusif terbukti dengan sendirinya. Dengan begitu, jenis indikator ini bergerak di belakang siklus ekonomi.
Indikator lagging condong lamban dalam memberikan sinyal entry, sehingga trader boleh jadi kehilangan kesempatan untuk memanen profit optimal. Biasanya, indikator lagging banyak didapatkan pada indikator pengukur arah tren, sehingga indikator ini juga diketahui sebagai “Trend Following Indicator“.
Keunggulan
Hasil prediksinya mampu ditentukan akurat. Konfirmasi dilakukan pada harga-harga tamat sehingga trader leluasa memasuki permainan forex. Selain itu, risiko kegagalan atau false breakout mampu diminimalkan. Bisa dibilang indikator tersebut cocok dipraktekkan oleh pemula selaku alat pembelajaran mengawali trading maupun mengamati pasar.
Kelemahan
Indikator ini biasanya telat memberikan sinyal dibanding indikator lainnya. Indikator ini bisa dilihat sesudah terjadinya pergerakan harga, sehingga kualitas prediksi yang diberikan tidak terlampau tinggi. Selain itu, trader juga mengorbankan kesempatanpip sambil menunggu konfirmasi dari indikator lagging.
Indikator biasa lagging meliputi:
1. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
2. Simple Moving Averages (Sekolah Menengan Atas)
3. Oscillator Stokastik
4. Relative Strength Index (RSI)
Namun, seperti yang telah disepakati, tidak ada indikator yang betul-betul tepat. Pada hakikatnya, indikator akan membantu trader mencari kemungkinan dari hasil dibandingkan dengan hal-hal yang telah pasti.
Semuanya memang akan kembali pada trader masing-masing, trader bebas untuk melaksanakan analisis secara menyeluruh dengan tujuan untuk menyusun peluang laba mereka.
Sumber stt.ac.id