Hak Dan Kewajiban Seorang Penulis Buku Yang Wajib Diketahui!

Meskipun terlihat sepele, penulis yaitu sebuah profesi yang juga patut dihargai. Bahkan profesi ini secara tidak eksklusif memiliki peran penting dalam program mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari sifat buku sendiri yang dianggap sebagai jendela dunia bagi siapapun yang membacanya. Tanpa adanya penulis, masyarakat Indonesia tentu akan kesulitan dalam mengakses aneka macam kebutuhan ilmu wawasan. Oleh alasannya adalah itu, penduduk yang memerlukan goresan pena kita telah sepantasnya menghargai mereka yang telah meluangkan waktunya untuk menulis buku. Di segi yang lain, di Indonesia, seorang penulis justru cuma dianggap selaku sebuah profesi yang tidak menguntungkan, baik dari sisi finansial ataupun karir. Penilaian seperti itu menjadi salah satu argumentasi masih sedikitnya jumlah buku yang diterbitkan setiap tahunnya. Artinya masih sedikit orang yang hendak untuk menulis buku dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Padahal kalau dilihat lebih jauh, siapa pun mampu menjadi seorang penulis dan justru mempunyai banyak laba dengan kegiatan yang dilakukannya tersebut.


“Seorang penulis buku memiliki hak dan kewajiban yang melekat berdasarkan kegiatan menulis buku yang dilakukannya dari waktu ke waktu.”


Sama seperti profesi yang lain, seorang penulis buku juga mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. Beberapa hak dan kewajiban tersebut melekat alasannya adalah seorang penulis yakni sosok yang selalu menghasilkan karya-karya bermanfaat bagi masyarakat luas. Hak dan keharusan tersebut juga terus melekat terhadap diri seorang penulis, walaupun dirinya memiliki pekerjaan utama lainnya. Artinya menjadi seorang penulis cuma menjadi side job belaka. Selama karya kita bisa dinikmati oleh banyak orang, maka secara tidak eksklusif kita memiliki beban watak. Karya yang kita buat tentu dibutuhkan mampu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh penduduk . Di sisi lain, kita juga perlu menyadari bahwa bisa jadi karya yang kita buat justru dianggap oleh sebagian orang sebagai fasilitas untuk menyalurkan kepentingan yang kita miliki. Tidak ada yang salah dengan hal tersebut karena menulis buku adalah kegiatan yang mengatakan ihwal kebebasan diri kita untuk berekspresi dalam batas-batas-batasan yang masih bisa diterima oleh nilai dan norma yang berlaku di dalam penduduk . Berikut beberapa hak dan kewajiban seorang penulis yang perlu kita pahami.




  1. Melayani Konsultasi dari Pembaca




Salah satu keharusan yang harus dilakukan oleh seorang penulis yang baik adalah melayani banyak sekali bentuk konsultasi yang berasal dari pembaca. Setiap buku yang kita tulis niscaya mencantumkan biodata singkat kita, tergolong alamat rumah dan nomor telepon yang bisa dihubungi. Bagian tersebut secara tidak pribadi memperlihatkan potensi kepada para pembaca untuk berinteraksi pribadi dengan penulis buku. Selanjutnya, pasti kita tidak mengetahui secara pasti kepentingan yang dimiliki oleh setiap pembaca yang menghubungi kita sebagai seorang penulis. Dalam menulis buku, pencantuman biodata singkat pada dasarnya ialah sebuah pilihan. Meskipun demikian, alangkah baiknya bila kita memberikan fasilitas bagi pembaca yang ingin berdiskusi atau berkonsultasi dengan diri kita. Bahkan tidak sedikit penulis yang menerima banyak sekali faedah dari biodata singkat yang dicantumkannya tersebut. Ada diantaranya yang justru diundang selaku pembicara atau narasumber dalam suatu kegiatan tertentu.


Alasan mendasar yang mengharuskan kita untuk melayani konsultasi dari pembaca yaitu status diri kita sebagai penulis. Artinya aneka macam hal yang kita tulis di dalam buku yang kita buat ialah tanggung jawab kita sendiri. Apabila ada hal-hal yang dirasa perlu untuk dikonfirmasi ulang oleh pembaca, maka mereka berhak menanyakan hal tersebut kepada penulis. Pada sisi lainnya, penulis berhak menjawab banyak sekali pertanyaan yang diajukan oleh pembaca. Kondisi tersebut mengansumsikan bahwa kita sebagai penulis memiliki pengetahuan yang tepat terhadap buku yang kita tulis. Satu poin penting yang perlu kita sadari dalam menulis buku yakni proses tersebut juga mengandung resiko kalau kita tidak mencermati konten yang kita buat sendiri. Ketika konten tersebut dirasa menyinggung suatu kelompok penduduk , maka akhir terparah yang mampu jadi kita peroleh adalah tuntutan dari pihak yang merasa dikucilkan oleh tulisan kita. Dengan demikian, kita harus bertanggung jawab sepenuhnya terhadap tulisan yang kiat buat.




  1. Penulis Menjamin Tulisannya Tidak Mengandung Kontroversial yang Berlebihan




Aspek lain yang menjadi tanggung jawab penulis ketika menulis buku adalah memutuskan bahwa tulisan yang dibuatnya tidak mengandung hal-hal kontroversial. Hal-hal yang dimaksud seperti tidak mengandung komponen fitnah, tidak mengandung sesuatu yang melanggar hak cipta orang lain, tidak mengandung isu yang tidak benar, dan tidak mengandung hal terlarang lainnya. Beberapa hal tersebut harus kita tentukan terlebih dahulu sebelum mengantarkan naskah kita kepada pihak penerbit. Bahkan dikala tulisan kita telah masuk di pihak penerbit, editor nantinya juga akan mencermati kembali goresan pena yang telah kita buat. Apabila ada hal-hal yang terlupakan, maka sepenuhnya harus menjadi tanggung jawab. Sama mirip dengan klarifikasi sebelumnya adalah kalau ada pembaca yang ingin mengonfirmasi beberapa hal terkait goresan pena kita, maka kita berkewajiban untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dengan demikian, kita mampu menjadi seorang penulis yang dewasa dan bertanggung jawab terhadap konten yang kita buat sendiri.




  1. Penulis Mendapatkan Discount




Dalam dunia kepenulisan, seorang penulis mendapatkan hak untuk memperoleh diskon. Diskon tersebut pasti besarannya berlainan-beda, tergantung dengan perjanjian yang disetujui bersama dengan pihak penerbit. Sebagai misalnya adalah adanya potongan harga sebesar 20% bagi penulis yang membeli bukunya sendiri di pihak penerbit dengan pembelian minimal 10 ekslempar. Pada segi yang lain, seorang penulis juga berhak mendapatkan royalti dari hasil penjualan buku yang ditulisnya. Artinya banyaknya jumlah buku yang terjual di pasaran nantinya juga menjinjing laba finansial bagi penulis. Semakin banyak buku yang digemari oleh masyarakat, maka akan kian banyak pula sharing profit yang didapatkannya. Besaran pembagian keuntungan tersebut nantinya juga akan dikontrol berdasarkan persetujuan yang dibuat antara penulis dan pihak penerbit buku. Dengan demikian, menulis buku menjadi sebuah kegiatan yang bahu-membahu juga menjinjing banyak keuntungan, baik bagi penulis ataupun penerbit ketika goresan pena kita laku di pasaran.




  1. Kelompok Penulis Membuat Surat Kuasa




Apabila goresan pena yang kita buat merupakan karya bersama, maka kita mampu menciptakan surat kuasa yang berisikan bahwa salah satu di antara tim penulis menjadi perwakilan dalam penandatanganan kontrak. Hal tersebut dikerjakan untuk mempermudah proses administrasi antara penerbit dan penulis. Dengan kata lain, tim penulis berhak untuk menunjuk satu wakilnya. Dari proses tersebut, tim penulis juga memiliki hak untuk membagi keuntungan yang nantinya akan didapatkan menurut jumlah penjualan buku tersebut. Oleh sebab itu, antar sesama penulis perlu merundingkan secara internal terkait dengan pembagian tersebut, apakah dibagi secara setara atau ada perbedaan berdasarkan konten tulisan yang dibuat oleh masing-masing penulis. Keadilan menjadi prinsip utama yang harus dipegang oleh tim penulis dalam rangka melakukan pembagian keuntungan tersebut.


 


Anda punya RENCANA MENULIS BUKU?


atau NASKAH SIAP CETAK?


Silakan daftarkan diri Anda sebagai penulis di penerbit buku kami.


Anda juga bisa KONSULTASI dengan Costumer Care yang siap menolong Anda hingga buku Anda diterbitkan.


Anda TAK PERLU RAGU untuk secepatnya MENDAFTAR JADI PENULIS.

SEBELUM ANDA MENYESAL 🙁


🙂


*****BONUS*****


Jika Anda memiliki BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan akomodasi KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!


Jika Anda menginginkan EBOOK GRATIS ihwal CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download.


 


Referensi


Arifin, Syamsul dan Kusrianto, Adi, 2009, Sukses Menulis Buku Ajar dan Referensi, Jakarta: PT Grasindo.


[Bastian Widyatama]



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama