Cara Menciptakan Buku: Menentukan Kata-Kata Ketika Menulis Buku

Cara menciptakan buku, penulis yang luas penguasaan kosa kata mempunyai kesanggupan memilih kata mana yang paling tepat untuk mewakili idenya.


Cara menciptakan buku, semakin banyak kosakata yang dikuasai seorang penulis, kian banyak pula inspirasi atau ide yang dikuasainya. Setelah itu, pastinya siap untuk diungkapkan dalam tulisannya. Orang yang memiliki banyak ide pasti perlu menguasai banyak kosakata. Orang yang menguasai banyak kosakata akan dengan mudah menuangkan kosakata itu ke dalam tulisannya. Sebaliknya, orang yang minim penguasaan kosakatanya akan mengalami kesulitan dalam mengungkapkan gagasannya dalam tulisan.


Secara sepintas orang mampu menilai bahwa kata meneliti sama artinya dengan kata menyelidiki, mengamati, memantau, dan menyidik. Karena itu, kata-kata turunannya, mirip penelitian, penyelidikan, observasi, pemantauan, dan penyidikan pun dinilai sama saja artinya.


Namun, orang yang luas penguasaan kosakatanya dapat menyaksikan dan mencicipi perbedaan kata-kata tersebut. Mereka yang cermat ini berusaha untuk menetapkan kata yang tepat yang mesti dipilihnya sesuai dengan konteksnya. Sebaliknya, orang yang miskin penguasaan kosakatanya akan sukar menemukan kata yang sempurna,  alasannya: pertama, dia tidak tahu bahwa ada kata lain yang lebih tepat; kedua, dia tidak tahu  ada perbedaan antara kata-kata yang bersinonim, betapapun kecilnya perbedaan itu.


Memilih Kata-Kata sebagai Kemampuan Dasar


Kemampuan menentukan dan menggunakan kata-kata dalam cara menciptakan buku merupakan salah satu kesanggupan dasar yang mutlak dimiliki seorang penulis. Meski begitu, diperlukan juga kemampuan menggunakan ejaan, memakai kalimat, dan menyusun paragraf. Perihal penyeleksian kata atau diksi dalam cara menciptakan buku intinya ialah wacana menentukan kata-kata yang tepat dan sesuai yang dipakai seorang penulis sesuai dengan jenis karangan, tema karangan yang hendak dikemukakan, pada situasi apa, dan terhadap para pembaca mana karangan tersebut diperuntukkan.


Dalam menuntaskan sebuah naskah buku, penulis mesti mengenali bab-bagian dalam cara membuat buku. Salah satunya yaitu mempelajari bagaimana seluk beluk membuat kalimat. Menjadi penulis mesti tahu kalimat seperti apa yang sempurna disampaikan. Lalu, apa saja yang mesti penulis perhatikan dalam menciptakan kalimat ketika menyelesaikan naskah buku?


Yang pertama yaitu penulis mesti tahu kapan menciptakan kalimat yang panjang, sedangkan pada penulisan apa dikala mesti menulis pendek. Sebagai teladan, untuk penulisan naskah genre bisnis, ada baiknya penulis menentukan kalimat yang pendek dan langsung to the point. Sementara untuk menulis novel, mampu menciptakan kalimat yang panjang selama tidak menciptakan pembaca ngos-ngosan ketika membaca.


Selanjutnya, penulis buku mesti tahu abjad kandidat pembaca untuk menentukan gaya bahasa. Misalnya, cara menciptakan buku untuk segmen dewasa tentu lebih menentukan memakai bahasa gaul, bahasa anak muda, atau bahasa sehari-hari. Sedangkan jikalau penulis menembak segmen kelompok profesional, pasti mampu menggunakan beberapa istilah yang tidak abnormal bagi profesi tersebut.


Selain soal panjang atau pendek kalimat dan pemilihan kata, penulis mesti tahu genre bukunya terlebih dahulu. Sesuaikan pemilihan kalimat dengan genre kandidat buku penulis. Contohnya, penulis akan cara membuat buku komedi pasti menciptakan kalimat yang mampu mengocok perut. Sementara ketika menulis novel romance pasti menentukan kata yang membuat pembaca haru biru.


Ibarat seorang tukang kayu menggunakan serutan, pahat, dan gergaji untuk membuat sebuah perabot rumah; seorang penulis memakai kata-kata, kalimat, dan alinea-alinea untuk membuat sebuah postingan atau dongeng. Kemampuan memakai alat-alatlah yang membedakan hasil karya hebat dan hasil karya biasa.


Setiap penulis harus mencar ilmu menggunakan kata-kata secara sempurna. Dia perlu peka dengan pilihan katanya. Dengan demikian ia seyogyanya mencermati beberapa golongan kata berikut ini.


 


Kata-Kata yang Usang


Setiap kali Anda terpengaruhi untuk menggunakan kata-kata lama, cobalah cari kata lain yang memunyai makna yang seperti. Seorang penulis menilai suatu buku mempesona jika buku itu memang menyebabkan gairah, menggerakkan semangat, berisi info, memesona, menggembirakan, baru, atau ajaib. Dia dapat menyatakan seorang gadis menawan dengan menuliskan bahwa gadis itu pintar, luwes, memesona, sigap, atau berbakat. Banyak kata sarat warna yang mampu digunakan penulis untuk menyatakan seorang anak manis, seorang ibu jelita, atau suatu rumah indah. Kemampuannya cara membuat buku akan meningkat jikalau ia memakai kata-kata yang banyak menyajikan citra bagi pembacanya.


 


Kata-Kata yang Tidak Perlu


Penulis perlu menahan diri untuk melakukan cara menciptakan buku dengan banyak kata, jikalau satu atau dua kata saja sudah cukup. Contohnya, “Menurut pembicara,….” yaitu lebih baik dibandingkan dengan “Pembicara beropini bahwa….” Seorang penulis yang baik tidak kenal ampun dalam memangkas kata-kata kosong yang tidak perlu, lama, dan bikin capek. Setiap kata memiliki peran masing-masing. Seorang penulis hendaknya memutuskan apakah tiap kata telah melakukan peran masing-masing secara efisien dan terperinci.


 


Kata-Kata Bombastis


Kata-kata bombastis kadang-kadang tidak sempurna digunakan. Mereka seperti pakaian yang kedodoran. Beberapa penulis memakai kata-kata bombastis untuk mengesankan pembacanya atau menutupi ketidakmampuannya. Semakin terlatih seorang penulis, semakin beliau sadar betapa pentingnya menyatakan satu pandangan baru dalam kata-kata yang dimengerti dan ringkas.


K.E. Eapen, kepala Departemen Jurnalisme di Hislop College, Nagpur, India, berkata: “Tidak ada hukum yang menyampaikan bahwa Anda harus memakai kata-kata bombastis saat menulis atau mengatakan. Banyak kata-kata sederhana dan yang manis yang dapat dipakai untuk menyatakan semua yang ingin Anda katakan sama baiknya dengan kata-kata bombastis. Barangkali dibutuhkan waktu sedikit lebih banyak untuk menemukan kata-kata sederhana itu, namun ini dapat mempunyai arti banyak, alasannya adalah kita semua mengenal kata-kata sederhana itu.”


“Kata-kata sederhana bergerak lincah sementara kata-kata bombastis bangkit kaku, atau lebih buruk lagi, menghalangi apa yang ingin Anda katakan. Tidak benar bahwa kata-kata sederhana itu tidak bisa menyampaikan sesuatu dengan baik.”


 


Kata Kerja yaitu Kata Kunci


Kalau kata-kata kerja dipilih secara baik, mereka akan menyebabkan gerak dalam penulisan. Mereka memberi semangat dan kehidupan bagi kalimat-kalimat, menjadi titik tengah yang dilingkari oleh kata-kata lainnya.


 


[Aditya Kusuma]


 


 


Anda punya RENCANA MENULIS BUKU


atau NASKAH SIAP CETAK?


Silakan daftarkan diri Anda selaku penulis di penerbit buku kami.


Anda juga bisa KONSULTASI dengan Customer Care yang siap membantu Anda hingga buku Anda diterbitkan.


Anda TAK PERLU RAGU untuk segera MENDAFTAR.


Silakan ISI FORM di laman ini. 🙂



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama