Cara Membuat Buku Jitu Menghindari Pemborosan Kata

Cara Membuat Buku yang benar, sebaiknya hindari pemborosan kata. Adanya pemborosan kata mengakibatkan kalimat menjadi tidak efektif.


Cara menciptakan buku yang benar perlu menghindari Pemborosan kata. Hal ini biasa terjadi sebab si masih menuliskan bahasa verbal dalam bentuk teks. Padahal, bahasa mulut dan tulisan tidak dapat disamakan dalam penggunaannya. Ada kaidah-kaidah penulisan yang harus dipatuhi supaya buku yang ditulis layak untuk diterbitkan.


Pemborosan kata dikala menulis buku dapat disingkirkan dengan cara menciptakan buku yang benar yaitu  mengganti kalimat yang terlalu panjang dan tidak efektif. Dalam menulis buku, penulis harus jeli memperhatikan kalimat per kalimat agar tidak didapatkan pemborosan kata. Penulis dapat mengubah kalimat yang terlalu boros dengan meniadakan keunggulan-keunggulan kata. Kata-kata yang terkesan “boros” atau mubadzir mesti dihapus, selama tidak meminimalkan inti kalimat.


Perlu kiranya kita melihat kata atau golongan kata yang penggunaannya tidak tepat. Dengan begitu kita akan lebih paham untuk memakai kata atau kalangan kata secara efektif. Untuk menghindari adanya pemborosan kata saat menulis buku, Anda bisa menyaksikan beberapa acuan penggunaan kata atau golongan kata yang tepat dan tidak sempurna di bawah ini.


 



  1. Daftar kata dan frasa yang kerap kali digunakan dan berujung pada pemborosan kata


 

















Tidak tepatTepat
 


Sejak dari


Agar biar


Demi untuk


Adalah merupakan


Seperti… dan sebagainya


Misalnya… dan lain-lain


Antara lain… dan seterusnya


Karena… sehingga


 

Gunakan salah satu kata saja
 


Tujuan ketimbang


Mendeskripsikan perihal


Berbagai aspek-faktor


Daftar nama-nama


Mengadakan observasi


Dalam rangka untuk


Mempunyai usulan


Apabila.. maka


Walaupun… namun


Berdasarkan… maka


Namun demikian


 

 


Tujuan


Mendeskripsikan


Berbagai faktor


Daftar nama


Meneliti


Untuk


Berpendapat


“Apabila” tanpa kata penghubung


“Walaupun” tanpa kata “namun”


“Berdasarkan” tanpa kata “maka”


“Namun” tanpa “demikian” atau diganti meskipun demikian


 


 



  1. Penggunaan kata untuk


Kata “untuk” yang digunakan tidak pada konteksnya juga mengakibatkan adanya pemborosan kata. Pada dasarnya, kata “untuk” memiliki makna yang cukup bermacam-macam, antara lain:



  • Sebagai kata depan


Contoh: ini untuk kamu.



  • Menyatakan karena atau alasan


Contoh: Untuk menerima uang, ia mesti bersusah payah.



  • Menyatakan maksud atau tujuan


Contoh: Buku tutorial dibuat untuk membuat lebih mudah pelaksanaan acara tersebut.



  • Penggantian


Contoh: Halaman rumah juga digunakan untuk menyelenggarakan pesta.



  • Berarti “telah”


Contoh: Tahun ini Sensus Ekonomi telah dijalankan untuk ketiga kalinya.



  • Berarti “selama”


Contoh: Dia tidak akan tiba ke kantor untuk beberapa hari alasannya adalah sedang sakit.


 


Selain digunakan untuk kalimat yang memiliki makna-makna di atas, kata “untuk” tidak diharapkan. Penggunaan kata “untuk” di luar makna-makna tersebut dianggap tidak perlu atau mubazir. Penulis sebaiknya lebih seksama dalam memakai kata “untuk” dan melihat konteks kalimatnya.


 



  1. Penggunaan kata “sendiri”


Penggunaan kata “sendiri” tidak jauh berbeda dengan kata “untuk”. Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sendiri mengandung beberapa makna mirip berikut.



  • Seorang diri


Contoh: Ia tinggal sendiri di apartemen itu.



  • Tidak dibantu orang lain


Contoh: Segala gagasan itu adalah hasil pikirannya sendiri.



  • Tidak dibantu alat apapun


Contoh: Lama kelamaan kipas angin akan berhenti sendiri ketika dimatikan.



  • Kepunyaan yang disebut dan bukan milik orang lain


Contoh: Setiap insan mempunyai hak dan kewajibannya sendiri.



  • Terpisah dari lainnya atau terasing


Contoh: Setiap orang mendapat gilirannya sendiri.



  • Yang paling


Contoh: Ia senantiasa merasa paling benar sendiri.



  • Diri yang bersangkutan


Pelamar pekerjaan harus mengisi sendiri formulir yang diberikan kepadanya.


 


Penggunaan kata “sendiri” yang berlainan dari uraian di atas juga semestinya disingkirkan. Kata “sendiri” tidak dibutuhkan untuk kalimat yang maknanya tidak mengacu pada makna-makna di atas. Biasanya kesalahan penggunaan kata “sendiri” ditemui dalam acara informasi maupun bahasa mulut yang kadang kala diucapkan.


 



  1. Penggunaan kata “pada” untuk menunjuk keterangan waktu.


Kata “pada” sering dituliskan untuk menunjuk keterangan waktu. Biasanya kata “pada” dipakai sebelum kata “hari”, “bulan”, “tanggal”, dan “tahun”. Penggunaan kata “pada” dengan kata-kata tersebut kurang efektif dan terkesan boros. Agar lebih efektif, nama hari, bulan, tahun, atau tanggal mampu pribadi dituliskan setelah kata “pada”.           Dalam menuliskan keterangan waktu, kata pada mampu dihilangkan dengan digantikan kata “hari”, “tanggal”, “bulan”, dan “tahun”. Lebih jelasnya, mari kita simak teladan di bawah ini.


 













            Tidak tepatTepat
Pada tanggal 17 Agustus 1945


 


Pada tahun 2016


Pada bulan November


Pada hari Minggu

Pada 17 Agustus 1945, atau tanggal 17 Agustus 1945


Pada 2016, atau tahun 2016


Pada November


Pada Minggu


 



  1. Penggunaan kata “kemudian” dan “mendatang”


Kata “lalu” memperlihatkan makna sudah melalui atau telah lampau. Sementara itu, kata “mendatang” mempunyai arti yang akan datang. Kedua kata ini lazimnya juga digunakan dalam penulisan. Padahal keduanya kurang sempurna untuk dituliskan kalau konteksnya tidak pas. Contoh penggunaan kata “lalu” dan “mendatang” yang kurang sempurna ialah sebagai berikut:



  1. Peninjauan kepada lokasi bencana sudah dikerjakan pada Senin, 4 November kemudian.

  2. Pemilu untuk memilih calon presiden dan wakil presiden akan dijalankan pada 10 Juli 2014 mendatang.


Kata “lalu” dan “mendatang” dalam kedua contoh tersebut tidak perlu dicantumkan, karena telah ada penunjuk informasi waktu, ialah hari dan tanggal. Jika kata “lalu” dan “mendatang” akan dicantumkan, maka tidak perlu disertai keterangan waktu yang lengkap.


Contoh: Peninjauan terhadap lokasi bencana sudah dilaksanakan Senin kemudian (tidak perlu menyertakan tanggal).


 


Itulah sedikit acuan yang mampu ditampilkan untuk memberikan isu tentang pemborosan kata. Setelah mengenali adanya penulisan kata atau kalangan kata yang benar, para penulis tentunya mampu lebih memerhatikan penyusunan kalimat efektif. Mereka dapat melihat konteks kalimat terlebih dulu sebelum menggunakan kata-kata tertentu dalam menulis buku. [Wiwik Fitri Wulandari]


Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini.


Jika Anda ingin mengenali lebih banyak tentang cara membuat buku anda mampu melihat Artikel-artikel berikut:



  1. Cara Membuat Buku : Pahami Penyajian Data Informasi dalam Buku.

  2.  Cara Membuat Buku dengan Hasil Wawancara Sebagai Sumber Buku

  3.  Cara Membuat Buku : Coba 5 Aplikasi Anti Plagiarisme Ini!

  4.  Cara Membuat Buku dengan Menggunakan Diksi yang Benar

  5. Cara Membuat Buku : Pentingnya Ilustrasi Untuk Buku Ajar


Jika Anda memiliki BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tetapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan akomodasi KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!


Referensi:



  1. http://biasatak-selalu-benar.blogspot.co.id/2006/10/menghindarkan-penggunaan-kata-kata.html

  2. http://www.kompasiana.com/swarpani/pemborosan-kata-untuk-dan-sendiri_55299c07f17e61e10cd62433

  3. http://www.romelteamedia.com/2014/10/pemborosan-kata-kemudian-dan-mendatang.html


 



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama