4 Kiat Mengembangkan Budaya Menulis Buku Untuk Kelompok Dosen



4 Tips Meningkatkan Budaya Menulis Buku Untuk Kalangan Dosen. – Ada satu nasihat yang menawan dan memberi ide, pesan ini disampaikan oleh Sayyid Quthb yang berpesan bahwa satu peluru cuma mampu menembus satu kepala, tapi satu tulisan mampu menembus ribuan bahkan jutaan kepala.





Nasihat itulah menerangkan begitu luar umumnya suatu goresan pena. Pesan lain juga datang dari Milan Kundera, kalau ingin merusak suatu bangsa dan peradaban, hancurkan buku-bukunya: maka pastilah bangsa itu akan musnah.





Dari dua pesan di atas secara tidak pribadi memberikan bahwa menulis itu senjata. Itu sebabnya ada perkara pembunuhan wartawan, alasannya wartawan tersebut dianggap mengancam kepentingan orang-orang tertentu. Hanya dari beberapa gores tinta, bisa menawarkan bahaya. Menunjukan bahwa kekuatan menulis itu begitu besar.





kerangka menulis buku penerbit deepublish




Satu sisi, penting sekali kesadaran literasi. Agar menjadi Negara yang berdigdaya. Wajar bila dunia literasi terus dikembangkan dan terus digalakkan semoga masyarakat Indonesia mempunyai kesadaran literasi yang lebih baik. Meningkatkan kesadaran menulis tidak hanya diperuntukan oleh pembaca, tetapi juga oleh para penulis.





Ada banyak profesi penulis lahir, ada yang dari wartawan, orang lazimyang memiliki skill ada pula dosen. Di dunia pendidikan, dosen sekarang dituntut untuk menulis. Hal ini tampak dari upaya pemerintah yang berusaha meningkatkan budaya menulis buku untuk kalangan dosen.





Permasalahan yang menjadi PR bagi para dosen, yang mempunyai aktivitas mengajar, observasi dan dedikasi masyarakat yang padat semacam inilah yang mengakibatkan para dosen tidak lagi memiliki semangat menulis. Lantas bagaimana cara memajukan budaya menulis untuk kalangan dosen? Berikut tipsnya Menumbuhkan Kesadaran Diri.





4 Tips Meningkatkan Budaya Menulis Buku





1. Cari Celah Menariknya





Rutinitas yang padat tentu akan menghipnotis motivasi untuk mengawali menulis. rasa malas dan lelah tidak dapat dibantah, itu ada. Meskipun demikian, tidak serta merta menuruti rasa malas dan tidak tidak semangat tersebut. Salah satu solusi dari kemalasan balasan lelah cuma dengan melawannya.





Sesibuk-sibuknya seseorang, ada sela-selanya. Di sela-sela kosong inilah yang harus di isi dengan menulis. jikalau selanya cuma 30 menit, maka bisa memakai selah 30 menit itu yang dipakai untuk menulis. jika ada sela sejam, maka sela itu pulalah yang dimanfaat dengan baik.





Jangan kalah dengan etos kerja orang Jepang, yang memiliki jam kerja lebih panjang dari Indonesia. Meskipun hidup mereka begitu sibuk dari pagi hingga malam, mereka tetap mampu menikmati kebahagiaan. Mereka tetap senang dengan segudang kegiatan. Kuncinya sederhana, alasannya mereka berhasil mendapatkan celah menarik di sela-sela kepadatan mereka.





2. Tidak Hanya Dipikirkan, Tetapi Langsung Praktekan





Orang Indonesia bekerjsama orang yang pandai, tetapi otak insan Indonesia baru dipakai 20%nya saja. Itu berarti masih ada sekitar 80% bagian otak yang belum teraktifkan. Hal ini terlihat dikala sedang rapat. Banyak sekali yang mengajukan usulan, gagasan dan wawasan mereka. tetapi ketika disuruh praktek, akhirnya tidak ada.





cara menulis buku yang menarik penerbit deepublish




Kemampuan mengungkapkan pandangan baru dan ide inilah salah satu tanda dan kegajala awal kalau sebenarnya otak orang Indonesia inovatif. Hanya kurang action nya saja. Jadi action yang dilaksanakan lebih sedikit dibandingkan dengan yang dipikirkan. Sebagian besar, telah terlalu takut dengan apa yang dipikirkan.





Kenyataan yang dilapangan, apa yang ditakutkan di dalam anggapan tidak terjadi. Sebaliknya, justru dalam pengaplikasiannya jauh lebih gampang. Hal mempesona yang menjadi pertanyaan ialah, kenapa produk yang di hasilkan orang Indonesia lebih minim? Dibandingkan wangsit brilian yang keluar? Tidak lain dan tidak bukan sebab pada dasarnya, demi menciptakan produk, pandangan baru cuma 1%, sisanya 99% yaitu action.





3. Ingat Keuntungan yang Akan Didapatkan





Menulis buku asuh memang susah-susah gampang. Susah bagi yang belum terbiasa dengan jadwal padat. Praktis bagi dosen yang sudah biasa menulis dan lazimdengan jadwal padat. Ketika motivasi turun balasan capek, salah satu tipsnya dengan cara mengingat laba yang hendak di mampu ketika buku Anda selesai.





Ketika program menulis buku Anda simpulan, akan menerima banyak keuntungan. Apa saja laba yang akan di peroleh? Selain mampu royalti, terperinci nama Anda akan lebih dikenal.





Sisi lain, hasil buku yang ditulis dapat digunakan untuk mengajukan kenaikan pangkat, mampu juga untuk menerima poin kredit poin dan masih banyak keutungan lain yang tidak mungkin disebutkan.





4. Membuat Deadline Sendiri





Rasa malas menulis buku bagi dosen, selain sebab aspek aktivitas, ternyata juga mampu dipengaruhi oleh target. Pada dasarnya, khasnya orang Indonesia akan bekerja giat dan rajin dikala ditekan. Semakin ditekan, kian disiplin.





Hal-hal semacam inilah yang bisa dicoba. Misalnya dengan membuat batas waktu. Sekalipun itu yaitu proyek langsung, setidaknya membuat batas waktu efektif akan memacu untuk segera menyelesaikan.





Kaprikornus, buatlah tekanan, biar muncul tantangan. Tidak mampu dibantah bahwa fitrah manusia ini yakni jiwa yang suka dengan tantangan. Makara tidak ada salahnya untuk membuat tantangan sendiri.





Membuat tenggat waktu terbukti lebih efektif. Cara ini juga sering dipakai oleh pekerja lepas (freelance) saat menyelesaikan pekerjaan mereka. Pada awalnya akan terasa berat dan menganggu, namu kalau telah sudah biasa dengan tekanan batas waktu. Maka tubuh akan sudah biasa dan sudah menjadikan itu hal yang biasa-umumsaja.





Membuat batas waktu semacam ini pulalah yang sering digunakan untuk melatih kedisiplinan. Seperti yang kita tahu bahwa sedikit orang yang mempunyai kedisplinan. Salah satunya Negara Jepang, yang juga memiliki kedisiplinan tinggi.





Mereka akan melakukan pekerjaan sempurna waktu dan pulang waktu. Mereka sudah tidak lagi diatur oleh tata tertib, tapi mereka telah melakukan pekerjaannya alasannya kesadaran diri mereka sendiri. Tanpa tenggat waktu sekalipun, mereka mampu menuntaskan tanggungjawabnya sempurna waktu.





Itulah beberapa cara memajukan budaya menulis buku untuk kalangan dosen. Apakah Anda telah merasa tertantang dan ingin mencoba menulis buku? Sudah waktunya Action. Karena merawat impian tidak akan membuat perubahan sama sekali semoga ulasan ini pun berguna.










Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengganti ongkos cetak. Silakan isi data diri Anda di sini. atau Anda bisa pribadi Kirim Naskah dengan mengikuti mekanisme berikut ini: KIRIM NASKAH





Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak perihal menulis buku, Anda dapat menyaksikan postingan-postingan kami berikut:









Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan akomodasi KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!





Kontributor: Novia Intan



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama